LAPORAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG
JAKARTA
BARAT
DISUSUN OLEH :
NAMA NISN
1.
Qisthy Laurany 9972601706
2.
Siti Rohmah 9978496267
3.
Sriwulan
Ayuningtyas 9972548647
4.
Suci Amalia 9972101047
5.
Syarifatun Nisya
Rizkia 9972484766
PROGRAM
KEAHLIAN FARMASI
SMKN 5 KOTA TANGERANG
SELATAN
TAHUN
AJARAN 2013/2014
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
Prakerin (Praktek Kerja Industri) ini
dibuat berdasarkan Praktek
Kerja Industri di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng yang telah kami laksanakan
pada tanggal 06 Januari Tahun 2014 sampai dengan tanggal 01 Februari Tahun
2014, sebagai syarat untuk Kenaikan Kelas Tahun Ajaran 2013/2014 dan Sebagai
Syarat untuk mengikuti Ujian Praktek Kejuruan Nasional Farmasi Tahun Ajaran
2014/2015.
DI SUSUN OLEH
:
1.
Qisthy Laurany 9972601706
2.
Siti Rohmah 9978496267
3.
Sriwulan Ayuningtyas 9972548647
4.
Suci Amalia 09101047
5.
Syarifatun Nisya Rizkia 9972484766
Tangerang Selatan,
Januari 2014
|
||
Pembimbing PKL
|
Pembimbing Sekolah
|
|
Sanny
Hernawaty
Tambunan, S.Si., Apt.
|
Sukmara,
S.Si.
|
|
Mengetahui,
|
||
Kepala PYMT SMK Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
|
KAPRODI Farmasi
|
|
Rohmani
Yusuf, S.Pd., M.Pd.
|
Dida
Muzdalifah, S.Si., Apt.
|
|
NIP.
197103282006041005
|
GAMBAR BAGIAN DEPAN
RSUD CENGKARENG
SUASANA APOTIK di RSUD
CENGKARENG
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.wr.wb.
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan dan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng
Jakarta Barat. Praktek Kerja Industri ini diselenggarakan dengan
harapan agar setiap calon Asisten Apoteker dapat mengetahui peran dan tanggung
jawabnya di Rumah Sakit.
Selama
pelaksanaan PRAKERIN
di RSUD CENGKARENG, kami telah mendapatkan Bantuan, Bimbingan, dan Pengetahuan
dari berbagai pihak sehingga laporan PRAKERIN
ini dapat tersusun.
Pada
kesempatan kali ini, kami
menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu
Fita Dwi Amiria, S.Farm., Apt selaku pembimbing
lapangan PRAKERIN
di RSUD Cengkareng, juga kepada Bapak Sukamara, S.Si selaku pembimbing sekolah yang telah
bersedia untuk memberikan bimbingan
dan dukungan serta saran dan kritikkan selama pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di RSUD Cengkareng.
Kami
ucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada :
1.
Sugiono
Kesuma Karo Karo, selaku Direktur RSUD Cengkareng.
2.
Fita Dwi Amiria, S.Farm.,
Apt. Selaku Kepala Apoteker Instalasi
Farmasi RSUD Cengkareng yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan selama
Praktek Kerja Industri di
RSUD Cengkareng.
3.
Rohmani
Yusuf, S.Pd.,
M.Pd selaku PYMT Kepala SMK Negeri 5 Kota Tangerang
Selatan.
4.
Sukmara, S.Si.
selaku pembimbing di sekolah dalam pembuatan laporan Praktek Kerja Industri di RSUD Cengkareng.
5.
Kepala Penyelenggara
Praktek Kerja Industri.
6.
Seluruh guru pengajar beserta
staff program Tenaga
Teknis Kefarmasian SMK Negeri 5 Kota Tangerang Selatan.
7.
Kepala Departemen
Farmasi.
8.
Seluruh staff dan
karyawan RSUD Cengkareng yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama
pelaksanaan Praktek
Kerja Industri (PRAKERIN).
9.
Orang tua penulis yang telah memberikan
dukungan moril dan materil.
Dengan
segala kesadaran bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, serta
banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Besar harapan penulis agar laporan ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Tangerang Selatan, Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR
PENGESAHAN ………………………………………………..
|
i
|
|
GAMBAR
BAGIAN DEPAN RSUD CENGKARENG …………………..
|
ii
|
|
SUASANA
APOTEK DI RSUD CENGKERANG ……………………….
|
iii
|
|
KATA
PENGANTAR ……………………………………………………..
|
iv
|
|
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………….
|
vi
|
|
DAFTAR
LAMPIRAN …………………………………………………….
|
ix
|
|
BAB
I
|
PENDAHULUAN
|
|
A.
Latar Belakang ……………………………………………
|
1
|
|
B.
Tujuan …………………………………………………….
|
2
|
|
1. Secara
umum ………………………………………....
|
2
|
|
2. Secara
Khusus ………………………………………..
|
2
|
|
BAB
II
|
URAIAN
UMUM
|
|
A.
Sejarah Singkat
Tempat Prakerin
di RSUD Cengkareng ...
|
3
|
|
B.
Denah
Lokasi RSUD Cengkareng ………………………..
|
4
|
|
C.
Visi, Misi, Makna, Motto dan Tata Nilai
RSUD Cengkareng ……………………………………………….
|
5
|
|
D.
Struktur Organisasi
RSUD Cengkareng ………………….
|
6
|
|
E.
Tata
Tertib ………………………………………………...
|
7
|
|
F.
Ruangan/Fasilitas
di RSUD Cengkareng ………………....
|
8
|
|
1.
Peralatan
Penunjang …………………………………
|
9
|
|
2.
Fasilitas
Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah
Cengkareng
……………………………………………
|
10
|
|
BAB III
|
URAIAN KHUSUS
|
|
A. Landasan Teori Rumah Sakit ……………………………..
|
11
|
|
1.
Definisi
Rumah Sakit …………………………………
|
11
|
|
2.
Tugas dan
Fungsi Rumah Sakit ………………………
|
12
|
|
3.
Klasifikasi
Rumah Sakit ………………………………
|
13
|
|
4.
Tugas dan
Fungsi Tenaga Farmasi ……………………
|
15
|
|
5.
Manajemen
Rumah Sakit ……………………………..
|
17
|
|
6.
Pelayanan
Resep Rumah Sakit ………………………..
|
21
|
|
B.
Landasan
Teori Instalasi Farmasi Rumah Sakit
…………..
|
23
|
|
1.
Definisi
Instalasi Rumah Sakit ………………………..
|
23
|
|
2.
Tujuan
instalasi Farmasi ……………………………...
|
23
|
|
3.
Tugas
Farmasi Rumah Sakit …………………………..
|
24
|
|
4.
Fungsi
Farmasi Instalasi Rumah Sakit ………………..
|
24
|
|
5.
Pengelolaan
Perbekalan Farmasi ……………………...
|
26
|
|
BAB IV
|
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
|
|
A. Hasil Kegiatan
…………………………………………….
|
28
|
|
B. Pembahasan
……………………………………………….
|
30
|
|
1.
Perencanaan …………………………………………...
|
30
|
|
2.
Pengadaan ……………………………………………..
|
30
|
|
3.
Produksi ……………………………………………….
|
31
|
|
4.
Penerimaan ……………………………………………
|
31
|
|
5.
Penyimpanan ………………………………………….
|
31
|
|
6.
Distribusi
Obat ………………………………………..
|
32
|
|
7. Pelayanan
Resep di RSUD Cengkareng …………….
|
32
|
|
8. Alur
Pengisian Lemari Emergency dan Trolley
Emergency di RSUD Cengkareng …………………….
|
36
|
|
9. Alur
Sediaan Farnasi RSUD Cengkareng …………….
|
37
|
|
10.
Alur
Distribusi Rutin Gudang Farmasi RSUD
Cengkareng Ke Unit Farmasi
(Apotik dan Depo) …..
|
37
|
|
Pertanyaan ………………………………………………...
|
38
|
|
C.
Analisa
Resep ……………………………………………..
|
41
|
|
BAB V
|
PENUTUP
|
|
A. Kesimpulan
………………………………………………..
|
45
|
|
B. Saran
………………………………………………………
|
45
|
|
DAFTAR PUSTAKA
|
||
LAMPIRAN
|
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Copy Resep
Lampiran 2. Kartu Stok
Lampiran 3. Surat Kwitansi Apotek
Lampiran 4. Surat Pesanan
Lampiran 5. Surat Pesanan Narkotika
Lampiran 6. Surat Pesanan Psikotropika
Lampiran 7. Etiket
Lampiran 8. Struktur Organisasi Kerja, Instalasi
Farmasi
Lampiran 9. Alur Pembelian Barang <50 juta
Lampiran 10. Pembungkus Puyer
Lampiran 11. Formulir Permintaan Barang
Lampiran 12. Form Permintaan Barang Farmasi Apotik
Lampiran 13. Formulir Pemakaian Obat/Alkes
Lampiran 14. Form Retur Obat/Alkes
Lampiran 15. Pemakaian Obat dan Alkes
Lampiran 16. Klip Plastik Warna Merah, Hijau, dan
Kuning Untuk Pasien Rawat Inap (One Day Dose)
Lampiran 17. Klip Plastik Putih
Lampiran 18. Alur Pendistribusian Obat di Rumah Sakit
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) adalah
suatu proses belajar mengajar yang merupakan sarana pengenalan kerja industri dan informasi bagi
peserta didik sehingga dapat melihat, mengetahui, menerima, dan menyerap
teknologi kesehatan yang ada di dunia industri dan dapat belajar melalui
bekerja langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya. Selain itu juga
berfungsi sebagai kegiatan pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan
potensi dan produktivitas secara optimal, serta untuk mendapatkan wawasan,
pengetahuan, dan ketrampilan di bidang farmasi. Praktek kerja industri ini diperlukan
karena akan di praktekkan di dunia kerja yang akan
datang, Selain itu dapat mengembangkannya.
Dalam Kesehatan di dunia farmasi ini merupakan salah
satu unsur kesejahteraan umum yang berpengaruh bagi masyarakat. Pembangunan
kesehatan ini merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diarahkan
guna tercapainya kesadaran begitu pentingnya hidup sehat di kalangan masyarakat
sekitar. Keberhasilan dari pembangunan kesehatan itu sendiri tidak akan bisa
berjalan dengan baik bila tidak adanya tenaga dan peran serta masyarakat dan
fasilitasnya adalah rumah sakit dan apotek.
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian
yang tidak bisa di pisahkan dari sistem rumah sakit pada umumnya, sehingga
dalam penyediaan kebutuhan farmasi berorientasi kepada pelayanan pasien dan
penyediaan obat yang berkualitas
kepada pasien. Kesehatan ini harus diprioritaskan
karena inilah yang terpenting dan paling utamanya kesadaran masyarakat akan
pentingnya menjaga kesehatan.
Di dalam rumah sakit terdapat farmasi yaitu salah satu sarana
pelayanan kesehatan yang terdapat di RSUD Cengkareng yang melayani resep dari
lingkungan rumah sakit (hanya untuk RSUD
Cengkareng saja).
B.
Tujuan
Tujuan
PRAKERIN di RSUD Cengkareng,
yaitu ;
1. Tujuan
secara umum :
a.
Membekali peserta didik
mengembangkan kepribadian, potensi akademik dan dasar – dasar keahlian yang
kuat dan benar melalui pembelajaran program normatif, adaptif, dan produktif.
b.
Memberikan pengalaman kerja
yang sesungguhnya agar peserta menguasai kompetensi keahlian produktif
terstandart, menginternalisasikan sikap, nilai, budaya industri, yang
berorientasi pada standart mutu dan jiwa kewirausahaan serta membentuk etos
kerja yang kritis, produktif, dan kompetitif.
2.
Tujuan secara khusus :
a.
Memahami alur kegiatan yang ada di gudang Instalasi Farmasi RSUD Cengkareng yang
meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, pencatatan, penyimpanan,
pendistribusian, dan pelaporan sediaan farmasi.
b.
Memahami pelaksanaan prosedur
penyerahan obat unit doses/resep individu/dibawah pengawasan apoteker/pimpinan
unit.
c.
Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menyesuaikan diri kepada suasana lingkungan kerja yang
sebenarnya.
d.
Masukkan untuk memperbaiki
dan mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan sekolah
menengah kejuruan jurusan farmasi.
BAB II
URAIAN UMUM
A.
Sejarah
Singkat Berdirinya RSUD Cengkareng
Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng berdiri atas lahan
seluas 25.3612 m2 dengan luas bangunan 31.600 m2. Pada
tahun 1999 kepala Dinas Kesahatan DKI Jakarta bersama Walikota Jakarta Barat mengusulkan
pembangunan sarana kesehatan berupa Rumah Sakit dengan memanfaatkan tanah
fasos/fasum milik Perum Perumanas. Usulan tersebut kemudian disetujui oleh
Gubernur DKI Jakarta.
Pada tahun 2000, mulai dilaksanakan tahap awal
perencanaan fisik meliputi studi kelayakan, studi analisis Dampak Lingkungan
kemudian dihasilkan Master Plan dan Desain Enginering. Pembangunan pun berjalan
dengan 2 tahap sesuai dengan arahan Pemuda DKI Jakarta dengan persetujuan DPRD
Provinsi Jakarta.
Pembangunan tahap 1 dilakukan dengan jangka waktu 187
hari kalender pada tahun 2000. Ditahun berikutnya berlanjut tahap 2 dengan
hitungan 243 hari kalender. Proyek RSUD Cengkareng melaksanakan evaluasi dan
review atau value engineering atas nilai pelaksanaan pekerjaan pada tahap 1 dan
2, upaya ini dianggap berhasil karena memperoleh penghematan dalam pembangunan.
Konsep pembangunan sebagai metamorfosis dari gubahan pesawat terbang karena
letaknya dekat dengan Bandara Soekarno Hatta.
Loby Rumah Sakit didesain dengan ornament khas Betawi
dengan lantai terukir indah, raling tangga yang terukir dengan counter yang
penuh dengan kekhasan Betawi dan ruangan serba guna yang menjadikan suasana
nyaman, hygienis, bersih, sejuk, indah, dan elegan, yang menjadikan konsep
perencanaan Rumah Sakit ini.
Tanggal 28 Okteber 2003 pembukaan pelayan rawat jalan
dan UGD (soft opening). Bersamaan
dengan pembukaan pelayan penunjang laboratorium, radiologi, apotek/farmasi,
OSSD, ambulance. Diawali dengan pemberian pengobatan gratis pada penduduk
sekitar Rumah Sakit Cengkareng selama 3 hari, yaitu 28 – 30 Oktober. Pada saat
bersamaan pembangunan fisik Rumah Sakit masih berlangsung.
B.
Denah Lokasi RSUD Cengkareng
C.
Visi, Misi,
Makna, Moto dan Tata Nilai
D.
Struktur
Organisasi
Struktur Organisasi adalah rangkaian pembuatan yang
mengelompokan dan menyusun atau kerangka jalinan hubungan kerja sama antara
para petugas dalam suatu tempat atau wadah bagi segenap kegiatan usaha kerja
sama untuk mencapai tujuan tertentu.
E.
Tata Tertib
Banyak tata tertib yang harus
diikuti dan ditaati di RSUD Cengkareng ini, dari mulai penampilan, kerapihan
cara berpakaiaan dan berhias diri dengan memakai seragam sesuai ketentuan
sekolah dan RSUD Cengkareng, yaitu :
Ø Mulai
hari senin s/d jumat masuk jam 08.00 s/d 16.00, kalau hari sabtu masuk jam
08.00 s/d 14.00 masuk harus tepat waktu
dan pulang pun juga harus tepat waktu (untuk anak PRAKERIN).
Ø Diharapkan
datang kurang dari 15 menit dari jam masuknya.
Ø Tidak
boleh menunggu teman yang salah satunya belum selesai pekerjaannya, harus
langsung pulang itu akan mempengaruhi nilai.
Ø Saat
waktunya istirahat masih bekerja seperti meracik, menulis kartu stok dan lain –
lain harus berhenti dulu, lalu setelah istirahat di lanjutkan kembali.
Ø Sepatu
harus pantopel hitam tidak boleh pantopel yang putih (untuk anak PRAKERIN).
Ø Saat
bekerja, tidak boleh bermain handphone kalaupun di bawa hanya di taruh saku
saja tidak memainkannya.
Ø Dilarang
keras memberikan obat kepada pasien saat berada di apotek tanpa pengawasan Apoteker
atau pun Asisten Apoteker (untuk anak PRAKERIN).
Ø Tidak
membuat gaduh saat di tempat rawat inap atau tempat – tempat lainnya.
Ø Bagi yang
berkerudung, kerudungnya harus di masukkan kedalam baju dan tidak menggunakan
kerudung berbahan baju harus yang berkain dan untuk yang tidak berkerudung harap
rambutnya diikat dengan rapih (untuk anak PRAKERIN).
Ø Ketika
masih bekerja atau lagi di ruang lingkup Rumah Sakit harap ID Card/tanda
pengenal harap digunakan, guna untuk mengetahui anak PRAKERIN di RSUD
Cengkareng.
Setiap peraturan yang dibuat
di Rumah
Sakit Umum Daerah pastilah diketahui
oleh Direktur RSUD Cengkareng,
Kepala Instalasi Farmasi, Apoteker, Asisten Apoteker, dan semua karyawan serta harus
menaati setiap peraturan yang ada. Setiap peraturan yang dibuat mempunyai
sanksi tersendiri jika tidak dipatuhi. Sanksi
dibuat agar peraturan berjalan sesuai dengan yang direncanakan agar semua yang
bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai kedisiplinan yang tinggi.
F.
Ruangan/Fasilitas di RSUD Cengkareng :
1) Lantai 1 :
·
Lobby
·
IGD
·
Loket
Pendaftaran Kecapi
·
Poli Mata
·
Poli
Bedah Umum
·
Poli
Neurologi
·
Poli
Bedah Urologi
·
Poli Gigi
·
Poli
Bedah Orthopedic
·
Poli
Psikiatri
·
Poli Bedah
Onkologi
·
Poli
Kulit Kelamin
·
Poli
Bedah Syaraf
·
Apotik
Lantai 1
·
Poli
Bedah Anak
·
Kitchen
·
Poli THT
·
Laundry
·
Klinik
Kecantikan
|
2) Lantai 2 :
·
Laboratorium
·
Radiologi
·
Loket
Pendaftaran Jambu
·
Loket
Pendaftaran Kecapi
·
Poli
Anak
·
Poli
Edukasi
·
Poli EQ
Dan IQ/Tum.Bang
·
Poli Paru
·
Poli
Imunisasi
·
Poli
Jantung
·
Poli
Psikologi
·
Poli
Anasthesi
·
Poli
Penyakit Dalam
·
Apotik
Lantai 2
·
Poli
Kebidanan
·
Ruang
Senam Hamil
·
Ruang
Menyusui
·
Ruang
ESWL
·
Ruang Kelas
·
Ruang Laktasi
·
Poli
Akupuntur
|
3) Lantai 3 :
·
Ruang Manggis
·
Cssd
·
Ruang Belimbing
·
Ruang
Pertemuan Dokter
·
Ruang
ICU, ICCU, NICU
·
Kamar
operasi
·
Ruang
intermediate, perina
·
Ruang
makan
|
4) Lantai 4 :
·
Ruang
Rambutan
·
Ruang
Pepaya
·
Ruang
Rekam Medis
·
Ruang
Bersalin
·
Kamar
bayi
|
5) Lantai 5 :
·
Ruang
Sirsak
·
Ruang Haemodialisa
·
Ruang
Mangga
·
Depo
Sentral (Depo 2)
·
Ruang Endoscopy/
Laparscopy
|
6) Lantai 6 :
·
Ruang
Apel
·
Ruang
Melon
·
Gudanh
Farmasi
·
Depo
Farmasi (Depo 1)
·
Gudang RT
·
Medical Chek Up
|
7) Lantai 7 :
·
Ruang
Manajemen
·
Ruang
Direktur
·
Aula
Gambang Kromong
·
Musollah
·
Ruang Ketimpring
|
1.
Peralatan Penunjang :
·
Pneumatic Tube
·
Chiller AC
·
Pompa Air
·
Genser
·
Pompa Hidran
·
Boiler
·
Insenerator
& Lift
2. Fasilitas Pelayanan
Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng
a.
Pelayanan gawat
darurat buka selama 24 jam.
b.
Poliklinik
c.
Rawat inap
(kelas vip, kelas utama, kelas 1, kelas 2, kelas 2 perusahaan, dan kelas 3)
d.
Pelayanan
tindakan operasi
e.
Perawatan
intensif (ICU,ICCU dan NICU)
f.
Perawatan intermediate
g.
Perawatan
isolasi
h.
Perawatan
intensif perina
i.
Pelayanan
kebidanan
j.
Pelayanan
penunjang diagnostik ;
·
kateterisasi
jantung (Diagnostik & Intervensi)
·
Endoscopy
·
ESWL (Alat
pemecah batu ginjal)
·
Broncospy
·
CT Scan
·
Laparascopy
·
Radiologi
·
CSSD
·
Gizi
·
Laboratorium
·
Radiologi
·
Instalasi
Farmasi
k.
Layanan lainnya
;
·
Guest House
·
Rumah Duka
·
Medical Check up
·
Ambulance
·
Sampah medis
BAB
III
URAIAN
KHUSUS
A.
Landasan
Teori Rumah Sakit
1.
Definisi
Rumah Sakit
Rumah
Sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya
kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Guna melaksanakan tugasnya, rumah sakit mempunyai
berbagai fungsi, yaitu menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang
medik dan non medik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan,
pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta administrasi umum
dan keuangan.
Berdasarkan
keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor: 983/Menkes/SK/XI/92
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, yang dimaksudkan dengan Rumah
sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bersifat
dasar spesialistik dan subspesialistik.
Pelayanan
medis spesialistik adalah pelayanan spesialistik penyakit dalam, kebidanan dan
penyakit kandungan, bedah dan kesehatan anak. Pelayanan Medis Spesialistik luas
adalah pelayanan medis spesialistik dasar ditambah dengan pelayanan spesalistik
telinga, hidung dan tenggorokan, mata, saraf, jiwa, kulit dan kelamin, jantung,
paru, radiologi, anestesi, rehabilitas medis, patologi, anatomi. Pelayanan
medis subspesialistik disetiap spesialisasi yang ada. Contoh: endokrinologi,
gastrohepatologi, nefrologi, dan lain-lain.
Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu
departemen atau unit atau bagian disuatu rumah sakit dibawah pimpinan seorang
Apoteker dan dibantu oleh beberapa orang Asisten Apoteker yang memenuhi
persyaratan perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional,
bertanggung jawab terhadap tempat atau fasilitas penyelenggaraan, bertanggung
jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian yang terdiri atas
pelayanan paripurna mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan
perbekalan farmasi, pengendalian mutu dan pengendalian distribusi dan
penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit, palayanan poli klinik
umum dan spesialis, mencakup pelayanan langsung pada pasien dan pelayanan
klinik yang merupakan program rumah sakit secara keseluruhan.
Tujuan pelayanan Farmasi di Rumah Sakit :
a. Menyelenggarakan
kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etika
profesi.
b. Memberikan informasi
edukasi bagi pasien dan pengunjung mengenai obat.
c. Melangsungkan pelayanan
farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun darurat, sesuai dengan
keadaan pasien maupun dengan fasilitas yang telah tersedia.
d. Mengawasi dan
memberikan pelayanan bermutu melalui analisa, telah dan evaluasi pelayanan.
e. Mengadakan penelitian
dibidang farmasi dan peningkatan metode.
f. Menjalankan pengawasan
obat berdasarkan peraturan yang berlaku.
g. Meningkatkan SDM
diinstalasi farmasi
2.
Tugas
dan Fungsi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan
paripurna
adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.
Berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit umum
mempunyai fungsi :
a.
Pelaksanaan medis
b.
Pelayanan penunjang medis dan non medis
c.
Pelayanan dan asuhan keperawatan
d.
Pelayanan rujukan
e.
Penelitian dan pengembangan
f.
Administrasi dan keuangan
Adapun Tugasnya:
a.
Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan stendar pelayanan rumah sakit.
b.
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan
melalui pelayanan kesehatan yang paripurna.
c.
Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemempuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d.
Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
3.
Klasifikasi
Rumah Sakit
Menurut Undang – Undang Republik
Indonesi No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit dapa dibagi
berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya :
a. Berdasarkan
Jenis Pelayanan :
1) Rumah
Sakit Umum : memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
2) Rumah
Sakit Khusus : Memberikan pelayanan
utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya.
b. Berdasarkan
Pengelolaan :
1) Rumah
Sakit Publik : Dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah, daerah, dan badan
hukum yang bersifat nirlaba. Rumah
sakit publik yang dikelola pemerintah dan pemerintah daerah diselenggarakan
berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
2) Rumah
Sakit Privat : Dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk
Perseroan Terbatas atau Persero.
c. Berdasarakn
Jenis Kepemilikan
1) Rumah
Sakit Pemerintah, merupakan rumah sakit yang dimiliki oleh pemerintah dan
diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan Pemerintah Daerah.
Contoh :
a) Rumah
sakit yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan.
b) Rumah
sakit Pemerintah Daerah.
c) Rumah
Sakit Militer.
d) Rumah
Sakit BUMN.
2) Rumah
Sakit Swasta yang dikelola, dimiliki dan diselenggarakan oleh yayasan yang
sudah disahkan oleh hukum atau badan hukum lain yang bersifat social atau
keagamaan.
3) Contoh
: Rumah Sakit UKI, Rumah Sakit Islam Jakarta, Rumah Sakit Husada.
d. Berdasarkan
Kemampuan atau Fasilitas (jumlah tempat tidur)
Berdasrkan
Undang – Undang Republik Indonseia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, dalam
rangka penyelenggaraan pelayanankesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan,
rumah sakit umum diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan
rumah sakit :
1) Rumah
Sakit Umum Kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fsilitas dan
kemampuan pelayanan medis luas dan sub spesialistik luas (>1000).
2) Rumah
Sakit Umum Kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik sekurang – kurangnya sebelasa spesialistik dan
subspesialistik luas (B1= 300-500, B2 = 500-1000)
3) Rumah
Sakit Umum Kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik spesialisti dasar (100-300).
4) Rumah
Sakit Umum Kelas D, adalah rumah sakit umu yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik dasar (±100)
e. Berdasarkan
Pendidikan :
·
Rumah Sakit Pendidikan, yaitu rumah
sakit yang tidak menyelenggarakan program latihan untuk berbagai profesi dan
tidak memiliki hubungna kerja sama dengen universitas.
4.
Tugas
dan Fungsi Tenaga Farmasi
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah
bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang
utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu,
termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang
beredar di rumah sakit tersebut.
Bersdasarkan Kepmenkes No.
1997/MENKES/SK/X/2004 tentang standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit,
struktur organisasi instalasi farmasi rumah sakit mencakup penyelenggaraan
pengelolaan perbekalan farmasi, pelayanan farmasi klinik dan manajemen mutu.
Rumah sakit adalah suatu departemen atau
sistem pelayanan farmasi dalam suatu rumah sakit yang berada dua bawah pimpinan
seorang Apoteker yang kompeten dalam hal :
a. Menyediakan
obat – obatan untuk unit perawatan dan bidang – bidang lain.
b. Mengarsipkan
resep – resep baik untuk pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap.
c. Membuat
oabt – obatan.
d. Menyalurkan,
membagikan obat – obatan narkotika dan obat yang diresepkan.
e. Menyimpan
dan membagikan preperat – preperat biologis,
f. Membuat,
Menyiapkan, menstrerilkan preperat parenteral.
g. Menyediakan
serta membagikan keperluan – keperluan tersebut secara professional.
1) Tujuan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit
a)
Manajemen :
·
Mengelola perbekalan farmasi yang
efektif dan efisien.
·
Menerapkan farma ekonomi dalam
pelayanan.
·
Menjaga dan meningkatkan mutu kemampuan
tenaga kesehtan farmasi dan staf melalui pendidikan.
·
Mewujudkan sistem informasi manajemen
tepat guna, mudah di evaluasi dan berdaya guna untuk pengemangan.
·
Pengendalian mutu sebagai dasar setiap
langkah pelayanan untuk peningkatkan mutu pelayanan.
2) Tugas
Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah melaksanakan :
·
Penyediaan pengelolaan, penerapan,
pendidikan dan penelitian obat, gas medis dan bahan kimia.
·
Penyediaan dan pengelolaan alat
kedokteran, dan alat perawatn kesehatan.
5.
Manajemen
Rumah Sakit
Pengelolaan perbekalan
farmasi merupakan suatu kegiatan, di mulai dari pemilihan, perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
administrasi, dan laporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan
pelayanan.
a.
Pemilihan
Merupakan proses kegiatan mulai dari
meninjau masalah kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan
terapi, bentuk dasn dosis, menentukan kriteria pemilihan, dengan
memprioritaskan obat esensial, standarisasi hingga menjaga dan memperbaharui
standar obat. Penentuan seleksi obat merupakam peran aktif apoteker dalam
panitia farmasi dan terapi untuk menentapkan jaminan transaksi pembeli.
b.
Perencanaan
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun
daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep
kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau
tujuan yang telah ditetapkan. Proses perencanaan terdiri dari perkiraan
kebutuhan, menetapkan sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Proses
perencanaan terdiri dari perkiraan kebutuhan, menetapkan sasaran dan menentukan
strategi, tanggung jawab dan sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan dilakukan secara optimal sehingga perbekalan farmasi dapat
digunakan secara efektif dan efisien.
Tujuan Perencanaan Obat
Beberapa tujuan perencanaan dalam farmasi
adalah untuk menyusun kebutuhan obat yang tepat dan sesuai krbutuhan untuk
mencegah terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan farmasi serta
meningkatkan penggunaan persediaan farmasi secara efektif dan efisien.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
untuk mencapai tujuan perencanaan obat, yaitu:
1)
Mengenal dengan jelas rencana jangka panjang apakah
program dapat mencapai tujuan dan sasaran.
2)
Persyaratan barang meliputi :
b)
Kualitas barang.
c)
Fungsi barang.
d)
Pemakaian satu merek, dan;
e)
Untuk obat jenis obat narkotika harus mengikuti
peraturan yang berlaku.
3)
Kecepatan peredaran barang dan jumlah peredaran barang.
4)
Pertimbangan anggaran dan prioritas.
Pedoman perencanaan
berdasarkan :
1)
DOEN, formularium rumah sakit, Standar Terapi Rumah
Sakit, ketentuan setempat yang berlaku.
2)
Data catatan medik.
3)
Anggaran yang tersedia.
4)
Penetapan prioritas
5)
Siklus penyakit.
6)
Sisa persediaan.
7)
Data pemakaian periode yang lalu.
8)
Perencanaan
pengembangan.
c. Pengadaan
Pengadaan merupakan proses penyediaan obat
yang dibutuhkan di Rumah Sakit dan unit pelayanan kesehatan lainnya yang
diperoleh dari pemasok eksternal
melalui pembelian dari manufaktur, distribusi, atau Pedagang Besar Farmasi.
Pada siklus pengadaan tercakup pada
keputusan-keputusan dan tindakan dalam jumlah obat yang diperoleh, harga yang
harus dibayar dan kualitas obat-obat yang diterima. Siklus pengadaan obat
mencakup pemilihan kebutuhan, penyesuaian kebutuhan dan dana, pemilihan metode
pengadaan, penetapan atau pemilihan pemasok, penetapan masa kontrak, pemantauan
status pemesanan, penerimaan dan pemeriksaan obat, pembayaran, penyimpanan,
pendistribusian, dan pengumpulan informasi penggunaan obat. Proses pengadaan
dikatakan baik apabila tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup
sesuai dengan mutu yang terjamin serta dapat diperoleh pada saat diperlukan.
Jenis
pengadaan obat di Rumah Sakit dapat dibagi menjadi :
1)
Berdasarkan dari pengadaan barang, yaitu :
a)
Pengadaan barang dan farmasi.
b)
Pengadaan bahan dan makanan.
c)
Pengadaan barang-barang dan logistik.
2)
Berdasarkan sifat penggunaannya :
a)
Bahan baku, misalnya : bahan antibiotik untuk
pembuatan salep.
b)
Bahan pembantu, misalnya : Saccharum lactis untuk
pembuatan racikan puyer.
c)
Komponen jadi, misalnya : kapsul gelatin
d) Bahan jadi, misalnya :
bukan kapsul antibiotika, cairan infus
3)
Berdasarkan waktu pengadaan :
a)
Pembelian tahunan (Annual
Purchasing), Merupakan pembelian dengan selang waktu satu tahun.
b)
Pembelian terjadwal (Schedule Purchasing), Merupakan pembelian dengan selang waktu
tertentu. Misalnya 1 bulan, 3 bulan ataupun 6 bulan.
c)
Pembelian tiap bulan.
d) Merupakan pembelian setiap saat dimana pada saat obat
mengalami kekurangan.
d. Produksi
Merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk,
dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril maupun non steril untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan di rumah sakit.
1)
Kriterianya adalah obat lebih murah jika diproduksi
sendiri.
2)
Obat tidak terdapat dipasaran atau formula khusus
Rumah Sakit.
3)
Obat untuk penelitian
4)
Kerjasama dengan pihak ketiga
5)
Sumbangan
e. Penerimaan
Merupakan kegiatan untuk menerima
perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian,
melalui pembelian langsung, tender, konsinyasi atau sumbangan. Dalam kegiatan
penerimaan barang, perlu diperhatikan beberapa hal :
1)
Cek fisik barang
2) Expired date
3)
Jenis obat yang dipesan
4)
Kesesuaian/banyaknya barang yang dipesan
5)
Kemasan.
f. Penyimpanan
Merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang
ditetapkan menurut bentuk sediaan dan jenisnya. Suhu dan kestabilannya, mudah
tidaknya meledak/ terbakar, dan tahan/tidaknya terhadap cahaya, disertai dengan
sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai
kebutuhan.
g. Pendistribusian
Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan
farmasi dirumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien
rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis (Depkes RI
2004). Sistem distribusi obat dirumah sakit digolongkan berdasarkan ada
tidaknya satelit/depo farmasi dan pemberian obat ke pasien rawat inap.
Berdasarkan ada atau tidaknya satelit
farmasi, sistem distribusi obat dibagi menjadi dua sistem, yaitu:
1.
Sistem pelayanan terpusat (sentralisasi)
2.
Sistem pelayanan
terbagi (desentralisasi)
Berdasarkan
distribusi obat bagi pasien rawat inap, digunakan empat sistem, yaitu :
1.
Sistem distribusi obat resep individual atau
permintaan tetap.
2.
Sistem distribusi obat persediaan lengkap diruang.
3.
Sistem distribusi obat kombinasi resep individual dan
persediaan lengkap diruang.
4.
Sistem distribusi obat dosis unit
6. Pelayanan Resep Rumah Sakit
Pelayanan farmasi klinis adalah praktek
kefarmasian berorientasi kepada pasien dengan penerapan pengetahuan dan
keahlian farmasi dalam membantu memaksimalkan efek obbat dan meminimalkan
toksisitas bagi pasien secara individual.
Tujuan pelayanan farmasi klinis adalah
meningkatkan keuntungan terapi obat dan mengoreksi kekurangan yang terdeteksi
dalam proses penggunaan obat sehingga meningkatkan dan memastikan kerasionalan,
kemanfaatandan keamanan terapi obat.
a. Skrining Resep
1)
Diperiksa Kerasionalan Resep dan Kelengkapan Resep
yaitu: Nama dokter, SIP, alamat dokter, tanggal ditulisnya resep, paraf dokter,
nama pasien, alamat pasien, umur, jenis kelamin, berat badan, cara pemakaian
yang jelas.
2)
Kesesuaian Farmasetik : bentuk sediaan dosis, potensi
stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pembelian.
3)
Pertimbangan Klinis : adanya alergi, efek samping,
interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan
terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan
memberikan pertimbangan dan alternative seperlunya bila perlu menggunakan
persetujuan setelah pemberitahuan.
·
Penyiapan obat
a)
Peracikan
b)
Etiket
c)
Kemasan obat
c.
Penyerahan Obat
Sebelum obat di serahkan pada pasien harus
dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep.
Penyerahaan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan
konseling kepada pasien.
1)
Informasi Obat
Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian
harus memberikan informasi obat yang benar, jelas, dan mudah dipahami.
Informasi sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan
obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus
dihindari selama terapi.
2)
Konseling
Memberikan konseling mengenai sediaan
farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainya. Sehingga dapat memperbaiki
kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya
penyalahgunaan dan penggunaan obat yang salah.
3)
Visit Pasien
Kegiatan kunjungan kepasien rawat inap
bersama dengan tim dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Kegiatan yang di
lakukan adalah menanyakan terapi obat terlebih dahulu dan memperkirakan masalah
yang mungkin terjadi, melakukan pengkajian terhadap catatan akan penggunaan
obat .
4)
Pengkajian Penggunaan Obat
Program evaluasi penggunaan obat yang
terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang di gunakan
sesuai indikasi, efektif, aman, dan terjangkau oleh pasien.
B.
Landasan
Teori Instalasi Farmasi Rumah Sakit
1. Definisi Instalasi Farmasi
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1197/MenKes/SK/X/2004 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu
bagian dari Rumah Sakit yang bertugas menyelengarakan, mengkoordinasi,
mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan
pembinaan Tenaga Teknis Kefarmasian Rumah Sakit.
2. Tujuan Instalasi Farmasi
Tujuan Farmasi Rumah Sakit menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan
Farmasi Rumah Sakit adalah :
a.
Sebagai
pedoman penyelenggaraan pelayanan farmasi di rumah sakit.
b.
Untuk
meningkatkan mutu pelayanan farmasi rumah sakit.
c.
Untuk
menerapkan konsep pelayanan kefarmasian.
d.
Untuk
memperluas fungsi dan peran Apoteker farmasi rumah sakit.
e.
Untuk
melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak professional.
3. Tugas Farmasi Rumah Sakit
Adapun
tugas pokok dan fungsi farmasi rumah sakit menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1197
/ MENKES / SK/ X / 2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah:
a.
Melangsungkan
pelayanan farmasi yang optimal.
1)
Menyelenggarakan
kegiatan pelayanan farmasi professional berdasarkan prosedur kefarmasian dan
etik profesi.
2)
Melaksanakan
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
(KIE) tentang obat
3)
Memberi
Pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan
farmasi.
b.
Melakukan
pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
c.
Menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan dibidang farmasi.
d.
Mengadakan
penelitian dan pengembangan dibidang farmasi.
4. Fungsi Farmasi Instalasi Rumah Sakit
Secara
umum pelayanan farmasi rumah sakit memiliki dua fungsi, yaitu pengelolaan
perbekalan farmasi dan pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat
kesehatan.
a.
Fungsi
Pengelolaan Perbekalan Farmasi terdiri dari :
1)
Memilih
perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan.
2)
Merencanakan
kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal
3)
Mengadakan
perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah di buat sesuai
ketentuan berlaku.
4) Memproduksi perbekalan farmasi untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
5) Menerima perbekalan farmasi sesui
dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
6) Menyimpan perbekalan farmasi sesuai
dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.
7) Mendistribusikan perbekalan farmasi
ke unit – unit pelayanan rumah sakit.
2. Fungsi pelayanan kefarmasian dalam
penggunaan obat dan alat kesehatan terdiri dari :
1) Mengkaji instruksi pengobatan/resep
pasien.
2) Mengidentifikasi masalah yang
berkaitan dengan penggunaan obat dan alat kesehatan.
3) Mencegah dan mengatasi masalah yang
berkaitan dengan obat dan alat kesehatan.
4) Memantau efektifitas dan keamanan
penggunaan obat dan alat kesehatan.
5) Memberikan informasi kepada petugas
kesehatan serta pasien atau keluarga pasien.
6) Memberi konseling kepada pasien.
7) Melakukan pencampuran obat suntik.
8) Melaukakn penanganan obat kanker.
9) Melakukan pencatatan setiap
kegiatan.
10) Melaporkan setiap kegiatan.
11) Melakukan penentuan kadar obat dalam
darah.
5.
Pengelolaan Perbekalan Farmasi
a.
Perencanaan
Merupakan proses kegiatan yang dalam pemilahan jenis,
jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuia dengan kebutuhan dan anggaran,
untuk menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat
dipetanggung jawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan.
b.
Pengadaan
Merupakan
kegiatan utuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui
melalui ;
1) Pembelian :
·
Secara
Tender (oleh panitia pembelian barang farmasi)
·
Secara
langsung dari pabrik atau distributor atau Pedagang Besar Farmasi atau rekanan.
2) Produksi/pembuatan sediaan farmasi :
·
Produksi
Steril.
·
Produksi
Non Steril.
3) Sumbangan atau Droping atau Hibah.
c.
Penyimpanan perbekalan kesehatan
Merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut
persyaratan yang ditetapkan, yaitu ;
1) Dibedakan menurut bentuk sediaan dan
jenisnya.
2) Dibedakan menurut suhunya, dan
kesetabilannya.
3) Mudah tidaknya meledak/terbakar.
4) Tahan/tidaknya terhadap cahaya.
5) Disertai dengan sistem informasi yang
selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuia kebutuhan.
d.
Pendistribusian
Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi
dirumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat
inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.
e.
Pelayanan informasi obat
Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker
untuk memberikan informasi secara akurat, kepada dokter, apoteker, perawat,
profesi, kesehatan lainnya dan pasien.
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Kegiatan
Laporan
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini
dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah
Cengkareng Jakarta Barat selama 3 minggu, dimulai dari tanggal 06 januari s/d 01 februari 2014.
Tugas di bagi :
2 orang di bagian gudang farmasi, yang lainnya dibagian
Depo 1 & 2 dan Apotek 1 & 2. Setelah kami
melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) kami dapat menambah pengalaman serta
pengetahuan tentang pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Berikut ini kegiatan
yang kami lakukan selama prakerin sesuai dengan standar kompetensi Tenaga
Teknis Kefarmasian (TTK), yaitu :
1.
Melaksanakan
cara pencatatan dan dokumentasi perencanaan pengadaan sediaan farmasi
dan perbekalan kesehatan di Rumah Sakit :
a.
Siswa mencatat obat-obatan/alkes yang
sudah menipis persediaannya, obat-obatan yang kosong atau obat-obat baru.
b.
Berdasarkan
stock minimal gudang, dicatat di buku permintaan gudang, perbekalan farmasi apa
saja yang harus dipesankan.
c.
Oleh
petugas bagian perencanaan, obat-obatan dan alkes tersebut direncanakan dalam
buku perencanaan dengan menyesuaikan anggaran yang ada.
d.
Perencanaan
semua perbekalan farmasi ditanda tangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dan disetujui
oleh PPTK dan dilaksanakan Pejabat Pengadaan.
2.
Melaksanakan penyimpanan sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan :
a.
Perbekalan
farmasi yang datang (obat atau alkes), diterima oleh Panitia
Pemeriksa Barang Unit.
b.
Diteliti,
apakah barang tersebut sesuai dengan yang tertulis dalam dokumen pengiriman
(faktur atau surat kiriman atau SPK)
c.
Apabila
barang sesuai, barang-barang tersebut dan dokumen pendukungnya, diserahkan ke
petugas pengurus barang.
d.
Petugas
pengurus barang meneliti, menerima, menyimpan dan mengadministrasikan barang
farmasi yang masuk, baik melalui pembelian, maupun bantuan.
3. Melakukan prosedur atau dispensing
obat sesuai permintaan dokter dibawah supervisi
apoteker atau pimpinan
unit :
a.
Siswa menyimpan dan menyusun barang secara FIFO dan
FEFO, menurut bentuk sediaan dan urutan abjad.
b.
Untuk obat-obatan Narkotika, digunakan lemari khusus
yang terkunci.
c.
Untuk obat-obatan yang dapat dipengaruhi oleh temperatur
udara, cahaya dari terkontaminasi, bakteri, ditempatkan terpisah ditempat
sesuai.
d.
Obat-obatan ditempatkan diatas rak-rak obat, obat
dalam dipisahkan dengan obat-obatan untuk pemakaian luar.
e.
Menyimpan bukti-bukti pembukuan dengan baik.
f.
Memeriksa dan menjaga dari kesukaran dan kehilangan
barang
g.
Menjaga kebersihan dan kerapihan ruang kerja dan
penyimpanan.
4. Melakukan peracikkan obat jika
di obat tersebut ada racikannya
a.
Siswa mengambil perbekalan Farmasi yang akan dicampur
sesuai dengan dosis yang ada pada resep.
b.
Siswa menghaluskan perbekalan Farmasi tersebut dengan
alat mortir dan stemper.
c.
Untuk puyer campuran, digerus dengan sacharum
lactis/lactose.
d.
Setelah halus dan homogen, puyer dibagi lagi pada
kertas perkamen atau kertas yang tersedia sesuai dengan jumlah yang
dikehendaki.
e.
Masing-masing bagian dibagi lagi pada kertas yang
tersedia, sesuai dengan jumlah yang dikehendaki.
f.
Setelah dibagi lagi menjadi bagian yang sama
masing-masing dibungkus atau dikapsul sesuai dengan yang dikehendaki.
g.
Lalu masukan ke dalam wadah yang telah diberi etiket.
h.
Diserahkan kepada pasien oleh petugas dengan prosedur
pelayanan perbekalan Farmasi.
B.
Pembahasan
Selama
kegiatan PRAKERIN di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Jakarta Barat, Kami
mendapat banyak pengalaman dan pembelajaran dalam dunia kerja nyata. Kegiatan
belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap kegiatan PRAKERIN ini, dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyesuaikan diri pada suasana
lingkungan kerja yang sebenarnya.
Kegiatan
yang kami lakukan di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Jakarta Barat
selama 3 minggu yang dilakukan di unit apotek, depo
dan gudang farmasi RSUD Cengkareng antara lain :
1.
Perencanaan
Perencanaan
sediaan farmasi di RSUD Cengkareng dilakukan setiap hari, dengan membuat permintaan obat atau alkes yang
sudah kosong, ke gudang farmasi melalui bentuk amprahan. Perencanaan dilakukan
untuk menghindari kekosongan obat dan alat kesehatan. Dalam perencanaan
pengadaan perbekalan farmasi harus didasari dari pola konsumsi dan pola
penyakit.
2.
Pengadaan
Pengadaan
sediaan farmasi di RSUD Cengkareng dilakukan setiap hari dengan cara mencatat
semua sediaan farmasi yang habis atau menipis. Tujuannya
untuk menghindari terjadinya kekurangan pada saat sediaan farmasi itu
diperlukan. Pengadaan dilakukan dengan menghubungi supplier (penyedia) melalui telepon ataupun pemesanan perbekalan
farmasi melalui fax dan pengadaan diajukan kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF)
dengan menggunakan surat pemesanan (SP).
3.
Produksi
RSUD
Cengkareng tidak memproduksi obat apapun, hanya merubah bentuk sediaan dari
serbuk diubah menjadi kapsul. Karena, kapsul dapat larut didalam lambung
sehingga absorpsi di lambung berjalan dengan cepat dan terhindar dari asam lambung. Contohnya; CaCo3
dan KCL dengan bobot 500 mg.
4.
Penerimaan
Pada saat
penerimaan sedian farmasi dari gudang farmasi, hal – hal yang harus dilakukan
pihak apotek RSUD Cengkareng adalah mengecek daftar nama sediaan farmasi yang tertera pada lembar penerimaan barang dan
disesuaikan dengan fisik barang
dicatat kartu stok sebagai barang yang masuk. Tujuan penerimaan adalah untuk
meyesuaikan perbekalan farmasi yang diterima sesuai dengan data perencanaan,
untuk menjamin spesifikasi mutu, jumlah pemesanan.
5.
Penyimpanan
Penyimpanan
obat di RSUD Cengkareng berdasarkan bentuk dan jenis sediaan, suhu, dan
alfabetis. Pada prinsipnya obat harus dalam keadaan aman terhindar dari
kerusakan akibat penyimpanan yang tidak tepat.
Penyimpanan
obat – obatan di RSUD Cengkareng berdasarkan FIFO artinya barang yang
pertama diterima harus pertama digunakan berdasarkan sistem FEFO
yaitu barang yang mempunyai kadarluasa lebih dulu harus dahulu keluar.
6.
Distribusi
Obat
Kegiatan
penyaluran perbekalan farmasi dari gudang disalurkan menuju depo, apotek maupun
instalasi kesehatan lainnya yang membutuhkan perbekalan farmasi seperti ruang operasi,
ruang pencampuran obat kemoterapi.
Distrubusi
perbekalan farmasi dari gudang menuju instalasi farmasi ataupun Instalasi Kesehatan lainnya melewati tahap,
yaitu : Instalasi farmasi atau
instalasi kesehatan lainnya menulis daftar perbekalan farmasi yang dibutuhkan
dalam form distribusi obat dan alat kesehatan. Form
diterima oleh petugas gudang farmasi. Petugas gudang farmasi menyiapkan
permintaan sesuai dengan form distribusi obat dan alat kesehatan.
Dilakukan
pengecekan kembali oleh petugas gudang farmasi. Data
permintaan dan data pemberian dimasukkan datanya melaui komputer dalam sistem
teknologi rumah sakit. Data yang telah dimasukkan selanjutnya dicetak dua
rangkap untuk diberikan kepada instalasi yang meminta dan disimpan sebagai
arsip digudang farmasi, hasil cetakan harus ditandatangani oleh petugas gudang
farmasi dan unit yang meminta.
Form
distribusi obat dan alkes yang telah diisi dengan data permintaan dan data
pemberian diserahkan ke instalasi yang memesan perbekalan farmasi.
7.
Pelayanan
Resep di RSUD Cengkareng
Pelayanan resep di RSUD Cengkareng
berada di empat tempat yaitu:
a.
Apotek 1 (lantai satu) melayani
resep tunai, BPJS/perusahaan asuransi.
b.
Apotek 2 (lantai dua) melayani resep
tunai/asuransi BPJS/perusahaan.
c.
Depo 1 (lantai enam) melayani pasien
rawat inap.
d.
Depo 2 (lantai lima), melayani resep
rawat inap.
1)
Alur
Pelayanan Resep di Apotek RSUD Cengkareng (Rawat Jalan)
a)
Pasien datang membawa resep ke
Apotek, diserahkan kepada Asisten Apoteker.
b)
Asisten Apoteker tersebut
menganalisa resep, untuk memastikan resep tersebut dapat dilayani.
c)
Bila resep tidak dapat dilayani,
Asisten Apoteker akan mencari alternatif lain, yakni dengan menelpon dokter
bila reep tersebut terdapat dosis yang berlebih atau menanyakan tulisan yang
sulit dibaca, dan membuatkan copy resep bila persediaan obat yang diminta tidak
ada/tidak ditebus.
d)
Bila resep dapat dilayani, resep diberi harga, disiapkan obatnya, diberi etiket dan
bila sudah selesai diperiksa kembali untuk menghindari kesalahan dalam
pemberian obat.
e)
Lalu obat tersebut diserahkan kepada
pasien disertai informasi tentang cara pemakaian obat.
f)
Kemudian resep tersebut disimpan
sekurang-kurangnya selama 3 tahun.
2)
Alur
Pelayanan Resep di Depo RSUD Cengkareng (Rawat Inap)
·
Untuk Pasien Baru :
a)
Dokter menuliskan resep untuk
pemakaian 3 hari.
b)
Resep tersebut diserahkan kepada
perawat.
c)
Perawat mengantarkan resep ke depo
rawat inap, kemudian Asisten Apoteker akan melakukan pengecekan untuk
memastikan resep tersebut sesuai standar.
d)
Bila resep tersebut tidak sesuai
standar, Asisten Apoteker akan melakukan konfirmasi kepada dokter yang
menyuliskan resep untuk mengajukan penggantian dengan obat yang sesuai standar.
e)
Bila resep tersebut tidak sesuai
standar obat yang tercantum dalam resep dan jaminan resep disiapkan dalam bentuk
One Day Dose (pemakaian 1 hari) dan diberikan selama 3 hari berturut-turut. Obat
tersebut diberi etiket dan diperiksa kembali untuk menghindari terjadinya
kesalahan dalam penulisan pemakaian obat.
f)
Kemudian Asisten Apoteker rawat inap
melakukan serah terima obat
(operan) kepada perawat ruangan.
g)
Setelah dilakukan serah terima obat
selanjutnya dilakukan penginputan pemakaian obat yang telah diberikan oleh
Asisten Apoteker penginput.
2)
Pengerjaan Dispensing Harian
a)
Asisten Apoteker rawat inap datang
ke ruang rawat untuk mencatan pemakaian
obat di formulir pemakaian obat atau alkes rawat inap yang ada di perawat.
b)
Bila
ada terapi baru, dokter akan menuliskan resep baru kemudian diberikan
kepada perawat dan diserahkan kepada depo.
c)
Asisten Apoteker rawat inap kembali ke depo untuk menyiapkan obat yang sudah dicatat
di formulir pemakaian obat rawat inap.
d)
Obat untuk pasien rawat inap yang
telah disiapkan diberi etiket dan diperiksa kembali untuk menghindari
terjadinya kesalahan dalam penulisan obat.
e)
Kemudian Asisten Apoteker rawat inap melakukan serah
terima obat untuk psien rawat inap kepada perawat ruangan.
f)
Setelah dilakukan serah terima
selanjutnya dilakukan pengimputan pemakaian obat pasien yang tertera pada
formulir pemakaian obat atau alkes rawat inap yang sudah diserahkan kepada
perawat oleh Asisten Apoteker yang mendatangi ruangan.
g)
Untuk pengimputan resep baru akan
diinput oleh Asisten Apoteker penginput.
3)
Untuk Pasien Yang Akan Pulang
a.
Dokter datang keruangan untuk
memastikan pasien sudah siap untuk pulang dan menyiapkan resep untuk pasien
yang akan pulang.
b.
Kemudian perawat menginformasikan
kepada depo rawat inap mengenai pasien yang akan pulang.
c.
Pihak depo rawat inap akan
menghubungi penata rekening untuk mengkonfirmasi pasien yang akan pulang dan
menginformasikan ada atau tidaknya resep baru, retur obat serta memberikan
lampiran berisi bukti pemakaian obat dan alkes selama dirawat inap.
d.
Perawat akan mengantarkan resep
pulang, formulir pemakaian obat dan alkes dilemari emergency dan retur obat ke depo rawat inap.
e.
Asisten Apoteker rawat inap melakukan pengecekan untuk memastikan resep tersebut
sesuai standar.
f.
Bila resep sesuai standar Asisten
Apoteker akan menyiapkan obat.
g.
Obat yang telah disiapkan akan
diberi etiket dan diperiksa kembali untuk menghindari terjadinya kesalahan
dalam penulisan pemakaian obat.
h.
Kemudian asisten apoteker rawat inap
melakukan serah terima obat kepada perawat ruangan.
i.
Setelah dilakukan serah terima obat, selanjutnya dilakukan pengimputan resep pasien pulang terlebih
dahulu kemudian mengimput pemakaian obat dan alkes dilemari emergency.
j.
Asisten Apoteker pengimput akan melakukan pengecekan kembali terhadap pemakaian atau
retur obat dan alkes yang diimput dikomputer dalam suatu sistem.
k.
Setelah pengecekan selesai dan tidak
ditemukan adanya kesalahan, Asisten Apoteker pengimput akan menutup rekening penagihan farmasi.
l.
Jika pasien tersebut merupakan JPK
Dinas dan JAMSOSTEK, penata rekening akan melakukan
pengecekkan kepada petugas depo mengenai obat yang dijamin dan yang tidak di
jamin.
8.
Alur
Pengisian Lemari Emergency dan Trolley Emergency di RSUD Cengkareng
a.
Asisten Apoteker rawat inap akan mengecek stok obat dan alkes di lemari dan trolley emergency, kemudian mencatatnya
di formulir pemakaian obat rawat inap.
b.
Asisten Apoteker rawat inap kembali ke trolley
untuk menyiapkan stok pemakaian obat yang sudah dicatat di formulir pemakaian
obat rawat inap, kemudian diberi etiket dan diperiksa kembali untuk menghindari
terjadinya kesalahan dalam pemberian obat.
c.
Kemudian Asisten Apoteker rawat inap
melakukan serah terima pemakaian obat dilemari dan trolley emergency kepada perawat ruangan.
d.
Kemudian Asisten Apoteker penginput,
akan melakukan penginputan penggunaan lemari dan trolley emergency.
9.
Alur Sediaan
Farmasi RSUD Cengkareng
a.
Penanggung jawab pembelian dan logistik melakukan
pengecekan kebutuhan barang yang diperlukan untuk waktu 1 minggu. Berdasarkan
penggunaan barang di unit pelayanan farmasi.
b.
Bagian administrasi pembelian
farmasi akan membuat surat pesanan, sementara ke distributor terkait sesuai
dengan kebutuhan barang.
c.
Surat pesanan sementara akan dikirim
kepada distributor melalui fax atau diambil oleh salesman.
d.
Bila barang yang dipesan sudah
datang, barang diterima oleh petugas gudang farmasi dan dilakukan pengecekan
kesesuaian antara faktur dengan barang yang datang.
e.
Faktur yang seuai ditanda tangani
oleh petugas farmasi, barang yang telah diterima disimpan sesuai tempatnya dan
dicatat di kartu stok sebagai barang yang masuk.
f.
Faktur akan diinput di komputer ke dalam suatu sistem, setelah dilakukan
penginputan faktur di kelompokan sesuai nama perusahaan dan diurutkan
berdasarkan tanggal dan bulan.
10.
Alur Distribusi Rutin Gudang Farmasi RSUD Cengkareng ke Unit
Farmasi (Depo dan Apotik)
a.
Unit Depo dan apotik mengirimkan
formulir permintaan barang farmasi ke gudang setiap hari.
b.
Formulir permintaan
barang farmasi diterima oleh petugas gudang farmasi dan disiapkan sesuai dengan
permintaan yang tertera dalam formulir permintaan barang farmasi.
c.
Barang yang diberi kemudian
dicatat di kartu stok.
d. Petugas gudang farmasi
kemudian akan menginput barang sesuai dengan jumlah yang diberikan, di cetak rangkap
2 untuk diberikan kepada unit depo maupun unit apotik dan simpan sebagai arsip.
Pertanyaan
Selama pelaksanaan Praktek Kerja Industri di RSUD Cengkareng, berbagai pertanyaan pernah ditanyakan
oleh para pembimbing di Apotek,
Depo, maupun Gudang Farmasi, diantaranya :
1.
Pengertian
apotek ?
Jawab : Apotek adalah tempat pelayanan farmasi untuk pasien rawat jalan.
2.
Pengertian
depo ?
Jawab : Depo adalah tempat pelayanan farmasi untuk pasien rawat inap.
3.
Alur
Pelayanan Resep di Apotek ?
Jawab :
Alur Pelayanan Resep di Apotek RSUD
Cengkareng (Rawat Jalan)
1.
Pasien datang membawa resep ke
Apotek, diserahkan kepada Asisten Apoteker.
2.
Asisten Apoteker tersebut
menganalisa resep, untuk memastikan resep tersebut dapat dilayani.
3.
Bila resep tidak dapat dilayani,
Asisten Apoteker akan mencari
alternatif lain, yakni dengan
menelpon dokter bila reep tersebut
terdapat dosis yang berlebih atau menanyakan tulisan yang sulit dibaca,
dan membuatkan copy resep bila
persediaan obat yang diminta.
4.
Bila resep dapat dilayani, resep
diberi harga (untuk pasien umum), disiapkan obatnya, diberi etiket dan bila
sudah selesai diperiksa kembali untuk menghindari kesalahan dalam pemberian
obat.
5.
Lalu obat tersebut diseerahkan
kepada pasien disertai informasi tentang cara pemakaian obat.
6.
Kemudian resep tersebut disimpan
sekurang-kurangnya selama 3 tahun.
4.
Pengertian
DO ?
Jawab : DO adalah daftar obat.
5.
Pengertian
operan ?
Jawab : Serah terima obat Asisten Apoteker kepada Perawat ruangan.
6.
Contoh obat
antibiotik di RSUD Cengkareng ?
Jawab : Amoxicillin, Cefat,
Cefadroxil, Cefixime, Co-Amoxyclav
7.
Mengapa obat
antibiotik harus dihabiskan ?
Jawab : Karena dikhawatirkan
terjadinya resistensi bakteri (kekebalan
bakteri)
terhadap obat yang masuk kedalam tubuh dan diharuskan
adanya
penambahan dosis obat yang harus diminum oleh pasien.
8.
Mengapa obat
antasida diminum pada saat sebelum makan
?
Jawab : Sebab obat maag itu sifatnya
basa, sehingga dia menetralkan terlebih
dahulu kondisi lambung itu agar saat makan
tidak terasa sakit. Karna
itu obat lambung sangat di anjurkan di minum
sebelum makan.
9.
Sebutkan
macam-macam golongan obat ?
Jawab :
·
Obat bebas, adalah obat yang dapat
dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter, tidak termasuk dalam golongan
narkotika, psikotropika, obat keras, obat bebas terbatas dan sudah terdaftar di
Depkes R.I.
·
Obat bebas terbatas, adalah obat
keras yang dapat disarahkan kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila
penyerahannya memenuhi persyaratan.
·
Obat keras, adalah obat yang hanya
dapat diserahkan dengan resep dokter.
·
Obat psikotropika, adalah zat atau
obat baik sintetis maupun alamiah bukan narkotika yang bersifat psikoaktif
melalui pengaruh yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku.
·
Obat narkotika, adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis
yang dapat menyebabkan penurunan.
10. Contoh obat
suppositoria?
Jawab : Dulcolax, tramal, proris
C.
Analisa Resep
1. Diagnosa sementara resep pasien : Ada
kemungkinan pasien tersebut mengalami demam yang menyerang saluran pernapasan
dan tenggorokan, yang mulainya dari sakit batuk di sertai dengan flu karna
alergi sehingga diberikan obat antibiotik dan analgesik.
2. kelengkapan resep :
3. Usul :
·
Alamat Pasien
·
Ambil Tablet
4.
Tabel analisa resep
:
No.
|
Nama
Obat
|
Gol
|
Komposisi/
Generik
|
Nama Dagang
|
Indikasi
|
Mekansisme
Kerja
|
Efek
Samping
|
Bentuk Sediaan di Pasaran dan Dosis
|
1.
|
Cefixime
|
K
|
Cefixime
100 mg
|
· Cefilia
· Cefixime
· Hexpharm
|
ISK tanpa komplikasi, otitis media, faringitis
bronktis akut
|
Menghambat sintesis dinding sel.
|
Syok, gangguan fungsi ginjal saluran cerna, dan
pernapasan
|
· 100 mg/caps
· 200 mg/caps
· 100 mg/5 ml dry syrup
|
2.
|
Ambroxol
|
K
|
Ambroksol 30 mg
|
· Ambril
· Mucera
· Mucopect
|
Gangguan saluran nafas akut
|
Ambroksol meningkat-kan pembersihan sekresi yang
tertahan pada saluran pernafasan dan menghilang-kan mucus statis, memudah-kan
mengencer-kan dahak.
|
Reaksi alergi, dan gangguan saluran pencernaan
|
·
30 mg/tab
·
15 mg/5ml Syrup
untuk anak
·
300 mg/5ml
eliksir
|
3.
|
Tremenza
|
T
|
Pseudoefe-drin HCL 60 mg, Triprolidin HCL 2,5 mg
|
Trifedrin
|
Meringan-kan gejala flu karena alergi pada saluran
nafas atas yang memerlu-kan
dekonges-tan dan antihista-min
|
Kombinasi antara pseudoephe-drine suatu dekongestan
nasal dan triprolidine suatu anti histamine. Juga untuk mengurangi
pembengkak-kan karena inflamasi pada membrane mukosa.
|
Mulut, hidung, tenggorokan kering. sedasi, pusing,
gangguan koordinasi, tremor, insomnia, halusinasi, tinitus.
|
·
Tablet
·
Syrup
|
4.
|
Paracetamol
syrup
|
B
|
Paracetamol 120 mg/5ml
|
· Pamol
· Sanmol
|
Meredakan rasa nyeri dan sakit gigi, saki kepala,
nyeri haid dan menurun-kan demam
|
Mengurangi bentuk
teroksidasi enzim siklooksigenase (COX), sehingga menghambat-nya untuk membentuk
senyawa penyebab inflamasi.
|
Dosis tinggi dapat mengakibat-kan gangguan fungsi
hati
|
·
100 mg/ml drops
·
120 mg/5 ml
syrup
·
500 mg/tab
|
5. hal-hal yang berhubungan dengan
resep :
a.
Perhitungan resep (jika resep
racikan) :
1)
Cefixime : 60 mg x 10 (numero) = 600 mg
Sediaan cefixime tiap 1
kapsul mengandung 100 mg dan 200 mg dan yang diambil
sediaan cefixime 100 mg. Sehingga,
600 mg/100 mg = 6 kapsul
2)
Ambroxol : 1/2 tab x 15 (numero) = 7,5 tablet. → 7 tab
→ 0,5 tab
·
Pengenceran Ambroxol + SL ad
500 mg
Hp = 0,5 tab/1 x 500 mg = 250 mg
Sp = 500 mg
- 250 mg = 250 mg
Sediaan ambroxol mengandung 30 mg.
3)
Tremeza : 1/4 tab x 15 (numero) = 3,75 tablet →
3 tab
→ 0,75 tab
·
Pengenceran Tremenza + SL ad
500 mg
Hp = 0,75 tab/1 x 500 mg = 375 mg
Sp = 500 mg - 375 mg = 125 mg
Racikan
diminta untuk dibuat 15 bungkus.
4)
Paracetamol sirup : 1 botol (60 ml)
b.
perhitungan dosis
1)
Cefixime : 6 kapsul
Tetapi jika stok cefixime 100 mg sedang mengalami kekosongan atau kekurangan, bisa diganti dengan
cefixime 200 mg.
Perhitungannya : 100 mg/200 mg = 0,5 kapsul
6 x 0,5 = 3 kapsul
c.
Informasi yang diberikan
1)
untuk obat cefixime diminum 2 x sehari 1 bungkus sesudah makan, penggunaan sebagai antibiotik, dan harus dihabiskan
walaupun sudah merasa sehat.
2)
untuk obat ambroxol sebagai obat batuk,
tremenza sebagai obat flu. Karena obat racikan maka ambroxol dan tremenza
digabung dan diracik menjadi sediaan serbuk/puyer, diminum 3 x sehari sesudah makan.
3)
untuk obat paracetamol diminum 3 x sehari 2 sendok obat sesudah makan, digunakan untuk obat demam.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
melaksanakan kegiatan Praktek
Kerja Industri (PRAKERIN) di RSUD Cengkareng,
maka kami dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pengelolaan perbekalan farmasi
di lapangan kerja yang bergerak dibidang kefarmnasian seperti apotek, meliputi
: Perencanaan atau pengadaan, pemesanan penerimaan dan penyimpanan barang.
2.
Tenaga Asisten Apoteker
sangat diperlukan dalam pelayanan kesehatan khususnya di bidang farmasi.
3.
Prakerin di apotek menambah
wawasan dan pengetahuan di bidang kefarmasian bagi siswa atau siswi.
4.
Prakerin
ini memberikan pengalaman bagi para siswa
atau siswi dalam menerapkan pelajaran yang di dapat dari
sekolah ke tempat lapangan kerja.
B.
Saran
1.
Saran untuk pihak
sekolah :
·
Antar pembimbing
sekolah dengan siswa diharapkan terjalin kerjasama dan komunikasi yang lebih
baik.
·
Pembelajaran dalam
teori dan praktek dalam bidang farmasi lebih ditingkatkan kembali, agar siswa atau siswi paham mengenai
pengelolaan apotek.
2.
Saran untuk pihak RSUD
Cengkareng :
·
Para siswa atau siswa lebih diterapkan
sistem pembelajaran dalam ruang lingkup lapangan kerja.
·
Memberi pengarahan yang
lebih baik kepada anak PRAKERIN
dengan lebih ramah dan tidak membedakan dengan apapun, memberi tahu letak
kesalahan pada saat PRAKERIN,
saling menghormati dan menghargai.
Lampiran 1. Copy Resep
Lampiran 2. Kartu Stok
Barang
Lampiran 3. Kwitansi
Apotek
Lampiran
4. Surat Pesanan
Lampiran
5. Surat Pesanan Narkotika
Lampiran
6. Surat Pesanan Psikotropika
Lampiran 7. Etiket
·
Etiket Putih :
·
Etiket Biru :
Lampiran 8. Struktur
Organisasi Kerja, Instalasi Farmasi
Struktur
Organisasi Kerja
Instalasi
Farmasi
Ka.
Instalasi
Farmasi
|
Panitia
Mutu
|
PJ
Farmasi
Rawat
Jalan
|
AA Senior
Rawat
Jalan
|
AA Junior
Rawat
|
PJ Farmasi
Rawat
Inap &
Khusus
|
AA Senior
Rawat
Inap &
Khusus
|
PJ Junior
Rawat
Inap &
Khusus
|
Pekarya
Farmasi
|
PJ
Pembelian
dan
Logistik
Farmasi
|
AA Senior
Pembelian
|
AA Junior
Logistik
|
PJ
Farmasi
Klinis
|
Apoteker
Senior
|
Apoteker
Junior
|
Lampiran 9. Alur
Pembelian Barang < 50 Juta
Fax
|
Defecta
|
SP
(Surat
Pesanan)
|
Konfirmasi
Orderan
|
Tidak
Ada
|
Info
Ketersediaan Barang
|
Alihkan
Ke
Supplier
Lain
|
Selesai
|
Supplier
di Lock (tidak bisa order)
|
Ada
|
Oke
|
Mencatat
Faktur (masalah)
|
Konfirmasi
Atasan
|
Lampiran 10. Pembungkus
Puyer
Lampiran 11. Formulir
Permintaan Barang
Lampiran 12. Form
Permintaan Barang Farmasi Apotek
Lampiran 13. Formulir
Pemakaian Obat/Alkes
Lampiran 14. Form Retur
Obat/Alkes
Lampiran 15. Pemakaian
Obat dan Alkes
Lampiran 16. Klip
Plastik Warna Merah, Hijau, dan Kuning Untuk Pasien Rawat Inap (One day Dose)
·
Klip Plastik Merah :
digunakan untuk jam 08.00
·
Klip Plastik Hijau : digunakan untuk jam 16.00
·
Klip Plastik Kuning : digunakan untuk
jam 20.00
Lampiran 17. Klip Plastik Putih
Lampiran 18. Alur Pendistribusian Obat di Rumah
Sakit
Distributor
|
Gudang
Farmasi
|
Depo
|
Apotek
|
Pasien
Rawat Jalan
|
Perawat
|
Pasien
Rawat inap
|
(sory yang buat lampirannya gue males ngeupload fotonya di tiap lampirannya soalnya banyak kalo yang RSUD Cengkareng, tapi bagi yang liat ini mau minta lampirannya bisa comment ke gue, gue bakalan ngirimin data lampirannya lewat email ya!!!! tenang aja gue kaga bakalan pelit ilmu kok :-D)
#sory kalau ada salah kata atau typo sedikit sama di copy ke blognya kurang rapih atau gimana mohon di maklumi saja yaak dari blognya memang begitu kok kurang rapih aslinya mah rapih banget tau-___-"