Sabtu, 13 Desember 2014

Laporan Prakerin SMKN 5 Kota Tangerang Selatan (RSUD Cengkareng)



LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG
JAKARTA BARAT
  




DISUSUN OLEH :

NAMA                                                                      NISN
1.      Qisthy Laurany                                                           9972601706
2.      Siti Rohmah                                                                9978496267
3.      Sriwulan Ayuningtyas                                                 9972548647
4.      Suci Amalia                                                                 9972101047
5.      Syarifatun Nisya Rizkia                                              9972484766


PROGRAM KEAHLIAN FARMASI
SMKN 5 KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN AJARAN 2013/2014




LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Prakerin (Praktek Kerja Industri) ini dibuat berdasarkan Praktek Kerja Industri di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng yang telah kami laksanakan pada tanggal 06 Januari Tahun 2014 sampai dengan tanggal 01 Februari Tahun 2014, sebagai syarat untuk Kenaikan Kelas Tahun Ajaran 2013/2014 dan Sebagai Syarat untuk mengikuti Ujian Praktek Kejuruan Nasional Farmasi Tahun Ajaran 2014/2015.

DI SUSUN OLEH :

1.      Qisthy Laurany                                                             9972601706

2.      Siti Rohmah                                                                  9978496267

3.      Sriwulan Ayuningtyas                                                  9972548647

4.      Suci Amalia                                                                  09101047

5.      Syarifatun Nisya Rizkia                                               9972484766   




Tangerang Selatan, Januari 2014
Pembimbing PKL
Pembimbing Sekolah
Sanny Hernawaty Tambunan, S.Si., Apt.
Sukmara, S.Si.
Mengetahui,
Kepala PYMT SMK Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
KAPRODI Farmasi

Rohmani Yusuf, S.Pd., M.Pd.
Dida Muzdalifah, S.Si., Apt.

NIP. 197103282006041005







GAMBAR BAGIAN DEPAN RSUD CENGKARENG



 









SUASANA APOTIK di RSUD CENGKARENG



 







KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.wr.wb.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan dan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Jakarta Barat. Praktek Kerja Industri ini diselenggarakan dengan harapan agar setiap calon Asisten Apoteker dapat mengetahui peran dan tanggung jawabnya di Rumah Sakit. Selama pelaksanaan PRAKERIN di RSUD CENGKARENG, kami telah mendapatkan Bantuan, Bimbingan, dan Pengetahuan dari berbagai pihak sehingga laporan PRAKERIN ini dapat tersusun.
Pada kesempatan kali ini, kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Fita Dwi Amiria, S.Farm., Apt selaku pembimbing lapangan PRAKERIN di RSUD Cengkareng, juga kepada Bapak Sukamara, S.Si selaku pembimbing sekolah yang telah bersedia untuk memberikan bimbingan dan dukungan serta saran dan kritikkan selama pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di RSUD Cengkareng.
Kami ucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada :
1.        Sugiono Kesuma Karo Karo, selaku Direktur RSUD Cengkareng.
2.        Fita Dwi Amiria, S.Farm., Apt. Selaku Kepala Apoteker Instalasi Farmasi RSUD Cengkareng yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan selama Praktek Kerja Industri di RSUD Cengkareng.
3.        Rohmani Yusuf, S.Pd., M.Pd selaku PYMT Kepala SMK Negeri 5 Kota Tangerang Selatan.
4.        Sukmara, S.Si. selaku pembimbing di sekolah dalam pembuatan laporan Praktek Kerja Industri di RSUD Cengkareng.
5.        Kepala Penyelenggara Praktek Kerja Industri.
6.        Seluruh guru pengajar beserta staff program Tenaga Teknis Kefarmasian SMK Negeri 5 Kota Tangerang Selatan.
7.        Kepala Departemen Farmasi.
8.        Seluruh staff dan karyawan RSUD Cengkareng yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN).
9.        Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan moril dan materil.
Dengan segala kesadaran bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, serta banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Besar harapan penulis agar laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Tangerang Selatan, Januari  2014



                                   Penulis





DAFTAR ISI
                                                                                                                                  Halaman
LEMBAR PENGESAHAN  ………………………………………………..
i
GAMBAR BAGIAN DEPAN RSUD CENGKARENG  …………………..
ii
SUASANA APOTEK DI RSUD CENGKERANG  ……………………….
iii
KATA PENGANTAR  ……………………………………………………..
iv
DAFTAR ISI  ……………………………………………………………….
vi
DAFTAR LAMPIRAN  …………………………………………………….
ix
BAB I
PENDAHULUAN


A.        Latar Belakang  ……………………………………………
1

B.        Tujuan  …………………………………………………….
2

1.       Secara umum  ………………………………………....
2

2.       Secara Khusus  ………………………………………..
2
BAB II
URAIAN UMUM


A.        Sejarah Singkat Tempat Prakerin di RSUD Cengkareng ...
3

B.        Denah Lokasi RSUD Cengkareng  ………………………..
4

C.        Visi, Misi, Makna, Motto dan Tata Nilai RSUD Cengkareng  ……………………………………………….
5

D.        Struktur Organisasi RSUD Cengkareng  ………………….
6

E.         Tata Tertib  ………………………………………………...
7

F.         Ruangan/Fasilitas di RSUD Cengkareng  ………………....
8

1.      Peralatan Penunjang  …………………………………
9

2.      Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah
Cengkareng  ……………………………………………
10
BAB III
URAIAN KHUSUS


A.       Landasan Teori Rumah Sakit  ……………………………..
11

1.      Definisi Rumah Sakit  …………………………………
11

2.      Tugas dan Fungsi Rumah Sakit   ………………………
12

3.      Klasifikasi Rumah Sakit  ………………………………
13

4.      Tugas dan Fungsi Tenaga Farmasi  ……………………
15

5.      Manajemen Rumah Sakit  ……………………………..
17

6.      Pelayanan Resep Rumah Sakit  ………………………..
21

B.        Landasan Teori Instalasi Farmasi Rumah Sakit  …………..
23

1.      Definisi Instalasi Rumah Sakit  ………………………..
23

2.      Tujuan instalasi Farmasi   ……………………………...
23

3.      Tugas Farmasi Rumah Sakit  …………………………..
24

4.      Fungsi Farmasi Instalasi Rumah Sakit  ………………..
24

5.      Pengelolaan Perbekalan Farmasi  ……………………...
26
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN


A.       Hasil Kegiatan  …………………………………………….
28

B.       Pembahasan  ……………………………………………….
30

1.      Perencanaan  …………………………………………...
30

2.      Pengadaan  ……………………………………………..
30

3.      Produksi  ……………………………………………….
31

4.      Penerimaan  ……………………………………………
31

5.      Penyimpanan  ………………………………………….
31

6.      Distribusi Obat  ………………………………………..
32

7.      Pelayanan Resep di RSUD Cengkareng  …………….
32

8.      Alur Pengisian Lemari Emergency dan Trolley
Emergency di RSUD Cengkareng  ………………….
36

9.      Alur Sediaan Farnasi RSUD Cengkareng  …………….
37

10.     Alur Distribusi Rutin Gudang Farmasi RSUD
Cengkareng Ke Unit Farmasi (Apotik dan Depo)  …..
37

Pertanyaan  ………………………………………………...
38

C.       Analisa Resep  ……………………………………………..
41
BAB V
PENUTUP


A.       Kesimpulan  ………………………………………………..
45

B.       Saran  ………………………………………………………
45
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN





















DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran 1. Copy Resep
Lampiran 2. Kartu Stok
Lampiran 3. Surat Kwitansi Apotek
Lampiran 4. Surat Pesanan
Lampiran 5. Surat Pesanan Narkotika
Lampiran 6. Surat Pesanan Psikotropika
Lampiran 7. Etiket
Lampiran 8. Struktur Organisasi Kerja, Instalasi Farmasi
Lampiran 9. Alur Pembelian Barang <50 juta
Lampiran 10. Pembungkus Puyer
Lampiran 11. Formulir Permintaan Barang
Lampiran 12. Form Permintaan Barang Farmasi Apotik
Lampiran 13. Formulir Pemakaian Obat/Alkes
Lampiran 14. Form Retur Obat/Alkes
Lampiran 15. Pemakaian Obat dan Alkes
Lampiran 16. Klip Plastik Warna Merah, Hijau, dan Kuning Untuk Pasien Rawat Inap (One Day Dose)
Lampiran 17. Klip Plastik Putih
Lampiran 18. Alur Pendistribusian Obat di Rumah Sakit








BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah suatu proses belajar mengajar yang merupakan sarana  pengenalan kerja industri dan informasi bagi peserta didik sehingga dapat melihat, mengetahui, menerima, dan menyerap teknologi kesehatan yang ada di dunia industri dan dapat belajar melalui bekerja langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya. Selain itu juga berfungsi sebagai kegiatan pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan potensi dan produktivitas secara optimal, serta untuk mendapatkan wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan di bidang farmasi. Praktek kerja industri ini diperlukan karena akan di praktekkan di dunia kerja yang akan datang, Selain itu dapat mengembangkannya.
Dalam Kesehatan di dunia farmasi ini merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang berpengaruh bagi masyarakat. Pembangunan kesehatan ini merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diarahkan guna tercapainya kesadaran begitu pentingnya hidup sehat di kalangan masyarakat sekitar. Keberhasilan dari pembangunan kesehatan itu sendiri tidak akan bisa berjalan dengan baik bila tidak adanya tenaga dan peran serta masyarakat dan fasilitasnya adalah rumah sakit dan apotek.
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak bisa di pisahkan dari sistem rumah sakit pada umumnya, sehingga dalam penyediaan kebutuhan farmasi berorientasi kepada pelayanan pasien dan penyediaan obat yang berkualitas kepada pasien. Kesehatan ini harus diprioritaskan karena inilah yang terpenting dan paling utamanya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan. 
Di dalam rumah sakit terdapat farmasi yaitu salah satu sarana pelayanan kesehatan yang terdapat di RSUD Cengkareng yang melayani resep dari lingkungan rumah sakit (hanya untuk RSUD Cengkareng saja).

B.       Tujuan
Tujuan PRAKERIN di RSUD Cengkareng, yaitu ;
1.      Tujuan secara umum :
a.          Membekali peserta didik mengembangkan kepribadian, potensi akademik dan dasar – dasar keahlian yang kuat dan benar melalui pembelajaran program normatif, adaptif, dan produktif.
b.         Memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya agar peserta menguasai kompetensi keahlian produktif terstandart, menginternalisasikan sikap, nilai, budaya industri, yang berorientasi pada standart mutu dan jiwa kewirausahaan serta membentuk etos kerja yang kritis, produktif, dan kompetitif.
2.      Tujuan secara khusus :
a.          Memahami alur  kegiatan yang ada di gudang Instalasi Farmasi RSUD Cengkareng yang meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, pencatatan, penyimpanan, pendistribusian, dan pelaporan sediaan farmasi.
b.         Memahami pelaksanaan prosedur penyerahan obat unit doses/resep individu/dibawah pengawasan apoteker/pimpinan unit.
c.          Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyesuaikan diri kepada suasana lingkungan kerja yang sebenarnya.
d.         Masukkan untuk memperbaiki dan mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan sekolah menengah kejuruan jurusan farmasi.









BAB II
URAIAN UMUM

A.      Sejarah Singkat Berdirinya RSUD Cengkareng

Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng berdiri atas lahan seluas 25.3612 m2 dengan luas bangunan 31.600 m2. Pada tahun 1999 kepala Dinas Kesahatan DKI Jakarta bersama Walikota Jakarta Barat mengusulkan pembangunan sarana kesehatan berupa Rumah Sakit dengan memanfaatkan tanah fasos/fasum milik Perum Perumanas. Usulan tersebut kemudian disetujui oleh Gubernur DKI Jakarta.
Pada tahun 2000, mulai dilaksanakan tahap awal perencanaan fisik meliputi studi kelayakan, studi analisis Dampak Lingkungan kemudian dihasilkan Master Plan dan Desain Enginering. Pembangunan pun berjalan dengan 2 tahap sesuai dengan arahan Pemuda DKI Jakarta dengan persetujuan DPRD Provinsi Jakarta.
Pembangunan tahap 1 dilakukan dengan jangka waktu 187 hari kalender pada tahun 2000. Ditahun berikutnya berlanjut tahap 2 dengan hitungan 243 hari kalender. Proyek RSUD Cengkareng melaksanakan evaluasi dan review atau value engineering atas nilai pelaksanaan pekerjaan pada tahap 1 dan 2, upaya ini dianggap berhasil karena memperoleh penghematan dalam pembangunan. Konsep pembangunan sebagai metamorfosis dari gubahan pesawat terbang karena letaknya dekat dengan Bandara Soekarno Hatta.
Loby Rumah Sakit didesain dengan ornament khas Betawi dengan lantai terukir indah, raling tangga yang terukir dengan counter yang penuh dengan kekhasan Betawi dan ruangan serba guna yang menjadikan suasana nyaman, hygienis, bersih, sejuk, indah, dan elegan, yang menjadikan konsep perencanaan Rumah Sakit ini.
Tanggal 28 Okteber 2003 pembukaan pelayan rawat jalan dan UGD (soft opening). Bersamaan dengan pembukaan pelayan penunjang laboratorium, radiologi, apotek/farmasi, OSSD, ambulance. Diawali dengan pemberian pengobatan gratis pada penduduk sekitar Rumah Sakit Cengkareng selama 3 hari, yaitu 28 – 30 Oktober. Pada saat bersamaan pembangunan fisik Rumah Sakit masih berlangsung.

B.       Denah Lokasi RSUD Cengkareng



 


 C.      Visi, Misi, Makna, Moto dan Tata Nilai




D.      Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah rangkaian pembuatan yang mengelompokan dan menyusun atau kerangka jalinan hubungan kerja sama antara para petugas dalam suatu tempat atau wadah bagi segenap kegiatan usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.


E.       Tata Tertib

Banyak tata tertib yang harus diikuti dan ditaati di RSUD Cengkareng  ini, dari mulai penampilan, kerapihan cara berpakaiaan dan berhias diri dengan memakai seragam sesuai ketentuan sekolah dan RSUD Cengkareng, yaitu :
Ø  Mulai hari senin s/d jumat masuk jam 08.00 s/d 16.00, kalau hari sabtu masuk jam 08.00 s/d 14.00  masuk harus tepat waktu dan pulang pun juga harus tepat waktu (untuk anak PRAKERIN).
Ø  Diharapkan datang kurang dari 15 menit dari jam masuknya.
Ø  Tidak boleh menunggu teman yang salah satunya belum selesai pekerjaannya, harus langsung pulang itu akan mempengaruhi nilai.
Ø  Saat waktunya istirahat masih bekerja seperti meracik, menulis kartu stok dan lain – lain harus berhenti dulu, lalu setelah istirahat di lanjutkan kembali.
Ø  Sepatu harus pantopel hitam tidak boleh pantopel yang putih (untuk anak PRAKERIN).
Ø  Saat bekerja, tidak boleh bermain handphone kalaupun di bawa hanya di taruh saku saja tidak memainkannya.
Ø  Dilarang keras memberikan obat kepada pasien saat berada di apotek tanpa pengawasan Apoteker atau pun Asisten Apoteker (untuk anak PRAKERIN).
Ø  Tidak membuat gaduh saat di tempat rawat inap atau tempat – tempat lainnya.
Ø  Bagi yang berkerudung, kerudungnya harus di masukkan kedalam baju dan tidak menggunakan kerudung berbahan baju harus yang berkain dan untuk yang tidak berkerudung harap rambutnya diikat dengan rapih (untuk anak PRAKERIN).
Ø  Ketika masih bekerja atau lagi di ruang lingkup Rumah Sakit harap ID Card/tanda pengenal harap digunakan, guna untuk mengetahui anak PRAKERIN di RSUD Cengkareng.
Setiap peraturan yang dibuat di Rumah Sakit Umum Daerah pastilah diketahui oleh Direktur RSUD Cengkareng, Kepala Instalasi Farmasi, Apoteker, Asisten Apoteker, dan semua karyawan serta harus menaati setiap peraturan yang ada. Setiap peraturan yang dibuat mempunyai sanksi tersendiri jika tidak dipatuhi. Sanksi dibuat agar peraturan berjalan sesuai dengan yang direncanakan agar semua yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai kedisiplinan yang tinggi.
 
F.        Ruangan/Fasilitas di RSUD Cengkareng  :
1)      Lantai 1 :
·      Lobby
·      IGD
·      Loket Pendaftaran Kecapi
·      Poli Mata
·      Poli Bedah Umum
·      Poli Neurologi
·      Poli Bedah Urologi
·      Poli Gigi
·      Poli Bedah Orthopedic
·      Poli Psikiatri
·      Poli Bedah Onkologi
·      Poli Kulit Kelamin
·      Poli Bedah Syaraf
·      Apotik Lantai 1
·      Poli Bedah Anak
·      Kitchen
·      Poli THT
·      Laundry
·      Klinik Kecantikan


2)      Lantai 2 :
·      Laboratorium
·      Radiologi
·      Loket Pendaftaran Jambu
·      Loket Pendaftaran Kecapi
·      Poli Anak 
·      Poli Edukasi
·      Poli EQ Dan IQ/Tum.Bang
·      Poli Paru
·      Poli Imunisasi
·      Poli Jantung
·      Poli Psikologi
·      Poli Anasthesi
·      Poli Penyakit Dalam
·      Apotik Lantai 2
·      Poli Kebidanan
·      Ruang Senam Hamil
·      Ruang Menyusui
·      Ruang ESWL
·      Ruang Kelas
·      Ruang Laktasi
·      Poli Akupuntur

3)      Lantai 3 :
·      Ruang Manggis
·      Cssd
·      Ruang Belimbing
·      Ruang Pertemuan Dokter
·      Ruang ICU, ICCU, NICU
·      Kamar operasi
·      Ruang intermediate, perina
·      Ruang makan

4)      Lantai 4 :
·      Ruang Rambutan
·      Ruang Pepaya
·      Ruang Rekam Medis
·      Ruang Bersalin
·      Kamar bayi

5)      Lantai 5 :
·      Ruang Sirsak
·      Ruang Haemodialisa
·      Ruang Mangga
·      Depo Sentral (Depo 2)
·      Ruang  Endoscopy/
Laparscopy

6)      Lantai 6 :
·      Ruang Apel
·      Ruang Melon
·      Gudanh Farmasi
·      Depo Farmasi (Depo 1)
·      Gudang RT
·      Medical Chek Up

7)      Lantai 7 :
·      Ruang Manajemen
·      Ruang Direktur
·      Aula Gambang Kromong
·      Musollah
·      Ruang Ketimpring


1.      Peralatan Penunjang :
·         Pneumatic Tube
·         Chiller AC
·         Pompa Air
·         Genser
·         Pompa Hidran
·         Boiler
·         Insenerator & Lift
2.      Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng
a.       Pelayanan gawat darurat buka selama 24 jam.
b.      Poliklinik
c.       Rawat inap (kelas vip, kelas utama, kelas 1, kelas 2, kelas 2 perusahaan, dan kelas 3)
d.      Pelayanan tindakan operasi
e.       Perawatan intensif (ICU,ICCU dan NICU)
f.       Perawatan intermediate
g.      Perawatan isolasi
h.      Perawatan intensif perina
i.        Pelayanan kebidanan
j.        Pelayanan penunjang diagnostik ;
·         kateterisasi jantung (Diagnostik & Intervensi)
·         Endoscopy
·         ESWL (Alat pemecah batu ginjal)
·         Broncospy
·         CT Scan
·         Laparascopy
·         Radiologi
·         CSSD
·         Gizi
·         Laboratorium
·         Radiologi
·         Instalasi Farmasi
k.      Layanan lainnya ;
·         Guest House
·         Rumah Duka
·         Medical Check up
·         Ambulance
·         Sampah medis
 








BAB III
URAIAN KHUSUS

A.          Landasan Teori Rumah Sakit

1.      Definisi Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Guna melaksanakan tugasnya, rumah sakit mempunyai berbagai fungsi, yaitu menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan non medik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta administrasi umum dan keuangan.
Berdasarkan keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor: 983/Menkes/SK/XI/92 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, yang dimaksudkan dengan Rumah sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bersifat dasar spesialistik dan subspesialistik.
Pelayanan medis spesialistik adalah pelayanan spesialistik penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, bedah dan kesehatan anak. Pelayanan Medis Spesialistik luas adalah pelayanan medis spesialistik dasar ditambah dengan pelayanan spesalistik telinga, hidung dan tenggorokan, mata, saraf, jiwa, kulit dan kelamin, jantung, paru, radiologi, anestesi, rehabilitas medis, patologi, anatomi. Pelayanan medis subspesialistik disetiap spesialisasi yang ada. Contoh: endokrinologi, gastrohepatologi, nefrologi, dan lain-lain.
Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu departemen atau unit atau bagian disuatu rumah sakit dibawah pimpinan seorang Apoteker dan dibantu oleh beberapa orang Asisten  Apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, bertanggung jawab terhadap tempat atau fasilitas penyelenggaraan, bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian yang terdiri atas pelayanan paripurna mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan farmasi, pengendalian mutu dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit, palayanan poli klinik umum dan spesialis, mencakup pelayanan langsung pada pasien dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah sakit secara keseluruhan.
Tujuan pelayanan Farmasi di Rumah Sakit :
a.       Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etika profesi.
b.      Memberikan informasi edukasi bagi pasien dan pengunjung mengenai obat.
c.       Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun dengan fasilitas yang telah tersedia.
d.      Mengawasi dan memberikan pelayanan bermutu melalui analisa, telah dan evaluasi pelayanan.
e.       Mengadakan penelitian dibidang farmasi dan peningkatan metode.
f.       Menjalankan pengawasan obat berdasarkan peraturan yang berlaku.
g.      Meningkatkan SDM diinstalasi farmasi

2.      Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan
paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit umum mempunyai fungsi :
a.       Pelaksanaan medis
b.      Pelayanan penunjang medis dan non medis
c.       Pelayanan dan asuhan keperawatan
d.      Pelayanan rujukan
e.       Penelitian dan pengembangan
f.       Administrasi dan keuangan
Adapun Tugasnya:
a.       Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan stendar pelayanan rumah sakit.
b.      Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna.
c.       Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemempuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d.      Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

3.      Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut Undang – Undang Republik Indonesi No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit dapa dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya :
a.       Berdasarkan Jenis Pelayanan :
1)      Rumah Sakit Umum  : memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
2)      Rumah Sakit Khusus  : Memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya.
b.      Berdasarkan Pengelolaan :
1)      Rumah Sakit Publik : Dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah, daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola pemerintah dan pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
2)      Rumah Sakit Privat : Dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.
c.       Berdasarakn Jenis Kepemilikan
1)      Rumah Sakit Pemerintah, merupakan rumah sakit yang dimiliki oleh pemerintah dan diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan Pemerintah Daerah.
Contoh :
a)      Rumah sakit yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan.
b)      Rumah sakit Pemerintah Daerah.
c)      Rumah Sakit Militer.
d)     Rumah Sakit BUMN.
2)      Rumah Sakit Swasta yang dikelola, dimiliki dan diselenggarakan oleh yayasan yang sudah disahkan oleh hukum atau badan hukum lain yang bersifat social atau keagamaan.
3)      Contoh : Rumah Sakit UKI, Rumah Sakit Islam Jakarta, Rumah Sakit Husada.
d.      Berdasarkan Kemampuan atau Fasilitas (jumlah tempat tidur)
Berdasrkan Undang – Undang Republik Indonseia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, dalam rangka penyelenggaraan pelayanankesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit :
1)      Rumah Sakit Umum Kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fsilitas dan kemampuan pelayanan medis luas dan sub spesialistik luas (>1000).
2)      Rumah Sakit Umum Kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang – kurangnya sebelasa spesialistik dan subspesialistik luas (B1= 300-500, B2 = 500-1000)
3)      Rumah Sakit Umum Kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialisti dasar (100-300).
4)      Rumah Sakit Umum Kelas D, adalah rumah sakit umu yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar (±100)
e.       Berdasarkan Pendidikan :
·         Rumah Sakit Pendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak menyelenggarakan program latihan untuk berbagai profesi dan tidak memiliki hubungna kerja sama dengen universitas.

4.      Tugas dan Fungsi Tenaga Farmasi
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit tersebut.
Bersdasarkan Kepmenkes No. 1997/MENKES/SK/X/2004 tentang standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, struktur organisasi instalasi farmasi rumah sakit mencakup penyelenggaraan pengelolaan perbekalan farmasi, pelayanan farmasi klinik dan manajemen mutu.
Rumah sakit adalah suatu departemen atau sistem pelayanan farmasi dalam suatu rumah sakit yang berada dua bawah pimpinan seorang Apoteker yang kompeten dalam hal :
a.       Menyediakan obat – obatan untuk unit perawatan dan bidang – bidang lain.
b.      Mengarsipkan resep – resep baik untuk pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap.
c.       Membuat oabt – obatan.
d.      Menyalurkan, membagikan obat – obatan narkotika dan obat yang diresepkan.
e.       Menyimpan dan membagikan preperat – preperat biologis,
f.       Membuat, Menyiapkan, menstrerilkan preperat parenteral.
g.      Menyediakan serta membagikan keperluan – keperluan tersebut secara professional.
1)      Tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit
a)         Manajemen :
·         Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien.
·         Menerapkan farma ekonomi dalam pelayanan.
·         Menjaga dan meningkatkan mutu kemampuan tenaga kesehtan farmasi dan staf melalui pendidikan.
·         Mewujudkan sistem informasi manajemen tepat guna, mudah di evaluasi dan berdaya guna untuk pengemangan.
·         Pengendalian mutu sebagai dasar setiap langkah pelayanan untuk peningkatkan mutu pelayanan.
2)      Tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah melaksanakan :
·            Penyediaan pengelolaan, penerapan, pendidikan dan penelitian obat, gas medis dan bahan kimia.
·            Penyediaan dan pengelolaan alat kedokteran, dan alat perawatn kesehatan.

5.      Manajemen Rumah Sakit
Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu kegiatan, di mulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, administrasi, dan laporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
a.              Pemilihan
Merupakan proses kegiatan mulai dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dasn dosis, menentukan kriteria pemilihan, dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi hingga menjaga dan memperbaharui standar obat. Penentuan seleksi obat merupakam peran aktif apoteker dalam panitia farmasi dan terapi untuk menentapkan jaminan transaksi pembeli.
b.             Perencanaan
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Proses perencanaan terdiri dari perkiraan kebutuhan, menetapkan sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Proses perencanaan terdiri dari perkiraan kebutuhan, menetapkan sasaran dan menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Perencanaan dilakukan secara optimal sehingga perbekalan farmasi dapat digunakan secara efektif dan efisien.
Tujuan Perencanaan Obat
Beberapa tujuan perencanaan dalam farmasi adalah untuk menyusun kebutuhan obat yang tepat dan sesuai krbutuhan untuk mencegah terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan farmasi serta meningkatkan penggunaan persediaan farmasi secara efektif dan efisien.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan perencanaan obat, yaitu:
1)      Mengenal dengan jelas rencana jangka panjang apakah program dapat mencapai tujuan dan sasaran.
2)      Persyaratan barang meliputi :
b)      Kualitas barang.
c)      Fungsi barang.
d)     Pemakaian satu merek, dan;
e)      Untuk obat jenis obat narkotika harus mengikuti peraturan yang berlaku.
3)      Kecepatan peredaran barang dan jumlah peredaran barang.
4)      Pertimbangan anggaran dan prioritas.
Pedoman perencanaan berdasarkan :
1)        DOEN, formularium rumah sakit, Standar Terapi Rumah Sakit, ketentuan setempat yang berlaku.
2)        Data catatan medik.
3)        Anggaran yang tersedia.
4)        Penetapan prioritas
5)        Siklus penyakit.
6)        Sisa persediaan.
7)        Data pemakaian periode yang lalu.
8)        Perencanaan pengembangan.
c.       Pengadaan
Pengadaan merupakan proses penyediaan obat yang dibutuhkan di Rumah Sakit dan unit pelayanan kesehatan lainnya yang diperoleh dari pemasok eksternal melalui pembelian dari manufaktur, distribusi, atau Pedagang Besar Farmasi.
Pada siklus pengadaan tercakup pada keputusan-keputusan dan tindakan dalam jumlah obat yang diperoleh, harga yang harus dibayar dan kualitas obat-obat yang diterima. Siklus pengadaan obat mencakup pemilihan kebutuhan, penyesuaian kebutuhan dan dana, pemilihan metode pengadaan, penetapan atau pemilihan pemasok, penetapan masa kontrak, pemantauan status pemesanan, penerimaan dan pemeriksaan obat, pembayaran, penyimpanan, pendistribusian, dan pengumpulan informasi penggunaan obat. Proses pengadaan dikatakan baik apabila tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai dengan mutu yang terjamin serta dapat diperoleh pada saat diperlukan.
Jenis pengadaan obat di Rumah Sakit dapat dibagi menjadi :
1)      Berdasarkan dari pengadaan barang, yaitu :
a)   Pengadaan barang dan farmasi.
b)   Pengadaan bahan dan makanan.
c)   Pengadaan barang-barang dan logistik.
2)      Berdasarkan sifat penggunaannya :
a)   Bahan baku, misalnya : bahan antibiotik untuk pembuatan salep.
b)   Bahan pembantu, misalnya : Saccharum lactis untuk pembuatan racikan puyer.
c)   Komponen jadi, misalnya : kapsul gelatin
d)  Bahan jadi, misalnya : bukan kapsul antibiotika, cairan infus
3)      Berdasarkan waktu pengadaan :
a)   Pembelian tahunan (Annual Purchasing), Merupakan pembelian dengan selang waktu satu tahun.
b)   Pembelian terjadwal (Schedule Purchasing), Merupakan pembelian dengan selang waktu tertentu. Misalnya 1 bulan, 3 bulan ataupun 6 bulan.
c)   Pembelian tiap bulan.
d)  Merupakan pembelian setiap saat dimana pada saat obat mengalami kekurangan.
d.      Produksi
Merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk, dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril maupun non steril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di rumah sakit.
1)      Kriterianya adalah obat lebih murah jika diproduksi sendiri.
2)      Obat tidak terdapat dipasaran atau formula khusus Rumah Sakit.
3)      Obat untuk penelitian
4)      Kerjasama dengan pihak ketiga
5)      Sumbangan
e.       Penerimaan
Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, konsinyasi atau sumbangan. Dalam kegiatan penerimaan barang, perlu diperhatikan beberapa hal :
1)      Cek fisik barang
2)      Expired date
3)      Jenis obat yang dipesan
4)      Kesesuaian/banyaknya barang yang dipesan
5)      Kemasan.
f.       Penyimpanan
Merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang ditetapkan menurut bentuk sediaan dan jenisnya. Suhu dan kestabilannya, mudah tidaknya meledak/ terbakar, dan tahan/tidaknya terhadap cahaya, disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.
g.      Pendistribusian
Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi dirumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis (Depkes RI 2004). Sistem distribusi obat dirumah sakit digolongkan berdasarkan ada tidaknya satelit/depo farmasi dan pemberian obat ke pasien rawat inap.
Berdasarkan ada atau tidaknya satelit farmasi, sistem distribusi obat dibagi menjadi dua sistem, yaitu:
1.    Sistem pelayanan terpusat (sentralisasi)
2.    Sistem pelayanan terbagi (desentralisasi)
Berdasarkan distribusi obat bagi pasien rawat inap, digunakan empat sistem, yaitu :
1.    Sistem distribusi obat resep individual atau permintaan tetap.
2.    Sistem distribusi obat persediaan lengkap diruang.
3.    Sistem distribusi obat kombinasi resep individual dan persediaan lengkap diruang.
4.    Sistem distribusi obat dosis unit

6.      Pelayanan Resep Rumah Sakit
Pelayanan farmasi klinis adalah praktek kefarmasian berorientasi kepada pasien dengan penerapan pengetahuan dan keahlian farmasi dalam membantu memaksimalkan efek obbat dan meminimalkan toksisitas bagi pasien secara individual.
Tujuan pelayanan farmasi klinis adalah meningkatkan keuntungan terapi obat dan mengoreksi kekurangan yang terdeteksi dalam proses penggunaan obat sehingga meningkatkan dan memastikan kerasionalan, kemanfaatandan keamanan terapi obat.
a.       Skrining Resep
1)      Diperiksa Kerasionalan Resep dan Kelengkapan Resep yaitu: Nama dokter, SIP, alamat dokter, tanggal ditulisnya resep, paraf dokter, nama pasien, alamat pasien, umur, jenis kelamin, berat badan, cara pemakaian yang jelas.
2)      Kesesuaian Farmasetik : bentuk sediaan dosis, potensi stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pembelian.
3)      Pertimbangan Klinis : adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternative seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.
·         Penyiapan obat
a)      Peracikan
b)      Etiket
c)      Kemasan obat
c.       Penyerahan Obat
Sebelum obat di serahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahaan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.
1)      Informasi Obat
Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian harus memberikan informasi obat yang benar, jelas, dan mudah dipahami. Informasi sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. 
2)      Konseling
Memberikan konseling mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainya. Sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan dan penggunaan obat yang salah.
3)      Visit Pasien
Kegiatan kunjungan kepasien rawat inap bersama dengan tim dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Kegiatan yang di lakukan adalah menanyakan terapi obat terlebih dahulu dan memperkirakan masalah yang mungkin terjadi, melakukan pengkajian terhadap catatan akan penggunaan obat .
4)      Pengkajian Penggunaan Obat
Program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang di gunakan sesuai indikasi, efektif, aman, dan terjangkau oleh pasien.



B.           Landasan Teori Instalasi Farmasi Rumah Sakit

1.      Definisi Instalasi Farmasi
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia  No.1197/MenKes/SK/X/2004 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu bagian dari Rumah Sakit  yang bertugas menyelengarakan, mengkoordinasi, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan pembinaan Tenaga Teknis Kefarmasian Rumah Sakit.

2.      Tujuan Instalasi Farmasi
Tujuan Farmasi Rumah Sakit menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah :
a.       Sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan farmasi di rumah sakit.
b.      Untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi rumah sakit.
c.       Untuk menerapkan konsep pelayanan kefarmasian.
d.      Untuk memperluas fungsi dan peran Apoteker farmasi rumah sakit.
e.       Untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak professional.

3.      Tugas Farmasi Rumah Sakit
Adapun tugas pokok dan fungsi farmasi rumah sakit menurut Keputusan  Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1197 / MENKES / SK/ X / 2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah:
a.       Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal.
1)      Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi professional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi.
2)      Melaksanakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) tentang obat
3)      Memberi Pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi.
b.      Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
c.       Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dibidang farmasi.
d.      Mengadakan penelitian dan pengembangan dibidang farmasi.

4.      Fungsi Farmasi Instalasi Rumah Sakit
Secara umum pelayanan farmasi rumah sakit memiliki dua fungsi, yaitu pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan.
a.       Fungsi Pengelolaan Perbekalan Farmasi terdiri dari :
1)      Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan.
2)      Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal
3)      Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah di buat sesuai ketentuan berlaku.
4)      Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
5)      Menerima perbekalan farmasi sesui dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
6)      Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.
7)      Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit – unit pelayanan rumah sakit.
2.      Fungsi pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan terdiri dari :
1)      Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien.
2)      Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat kesehatan.
3)      Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan.
4)      Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan.
5)      Memberikan informasi kepada petugas kesehatan serta pasien atau keluarga pasien.
6)      Memberi konseling kepada pasien.
7)      Melakukan pencampuran obat suntik.
8)      Melaukakn penanganan obat kanker.
9)      Melakukan pencatatan setiap kegiatan.
10)  Melaporkan setiap kegiatan.
11)  Melakukan penentuan kadar obat dalam darah.

5.      Pengelolaan Perbekalan Farmasi
a.      Perencanaan
Merupakan proses kegiatan yang dalam pemilahan jenis, jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuia dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat dipetanggung jawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan.
b.      Pengadaan
Merupakan kegiatan utuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui melalui ;
1)      Pembelian :
·         Secara Tender (oleh panitia pembelian barang farmasi)
·         Secara langsung dari pabrik atau distributor atau Pedagang Besar Farmasi atau rekanan.
2)      Produksi/pembuatan sediaan farmasi :
·         Produksi Steril.
·         Produksi Non Steril.
3)      Sumbangan atau Droping atau Hibah.
c.       Penyimpanan perbekalan kesehatan
Merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang ditetapkan, yaitu ;
1)      Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya.
2)      Dibedakan menurut suhunya, dan kesetabilannya.
3)      Mudah tidaknya meledak/terbakar.
4)      Tahan/tidaknya terhadap cahaya.
5)      Disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuia kebutuhan.
d.      Pendistribusian
Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi dirumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.
e.       Pelayanan informasi obat
Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, kepada dokter, apoteker, perawat, profesi, kesehatan lainnya dan pasien.






BAB IV

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN


A.       Hasil Kegiatan
Laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Jakarta Barat selama 3 minggu, dimulai dari tanggal 06 januari s/d 01 februari 2014. Tugas di bagi : 2 orang di bagian gudang farmasi, yang lainnya dibagian Depo 1 & 2 dan Apotek 1 & 2. Setelah kami melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) kami dapat menambah pengalaman serta pengetahuan tentang pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Berikut ini kegiatan yang kami lakukan selama prakerin sesuai dengan standar kompetensi Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK), yaitu :
1.      Melaksanakan cara pencatatan dan dokumentasi  perencanaan pengadaan sediaan farmasi dan  perbekalan  kesehatan  di  Rumah Sakit :
a.          Siswa mencatat obat-obatan/alkes yang sudah menipis persediaannya, obat-obatan yang kosong atau obat-obat baru.
b.         Berdasarkan stock minimal gudang, dicatat di buku permintaan gudang, perbekalan farmasi apa saja yang harus dipesankan.
c.          Oleh petugas bagian perencanaan, obat-obatan dan alkes tersebut direncanakan dalam buku perencanaan dengan menyesuaikan anggaran yang ada.
d.         Perencanaan semua perbekalan farmasi ditanda tangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dan disetujui oleh PPTK dan dilaksanakan Pejabat Pengadaan.
2.      Melaksanakan penyimpanan sediaan farmasi dan  perbekalan kesehatan :
a.          Perbekalan  farmasi  yang  datang (obat atau alkes), diterima oleh Panitia Pemeriksa Barang Unit.
b.         Diteliti, apakah barang tersebut sesuai dengan yang tertulis dalam dokumen pengiriman (faktur atau surat kiriman atau SPK)
c.          Apabila barang sesuai, barang-barang tersebut dan dokumen pendukungnya, diserahkan ke petugas pengurus barang.
d.         Petugas pengurus barang meneliti, menerima, menyimpan dan mengadministrasikan barang farmasi yang masuk, baik melalui pembelian, maupun bantuan.
3.      Melakukan prosedur atau dispensing  obat  sesuai  permintaan  dokter dibawah  supervisi  apoteker atau pimpinan  unit :
a.          Siswa menyimpan dan menyusun barang secara FIFO dan FEFO, menurut bentuk sediaan dan urutan abjad.
b.         Untuk obat-obatan Narkotika, digunakan lemari khusus yang terkunci.
c.          Untuk obat-obatan yang dapat dipengaruhi oleh temperatur udara, cahaya dari terkontaminasi, bakteri, ditempatkan terpisah ditempat sesuai.
d.         Obat-obatan ditempatkan diatas rak-rak obat, obat dalam dipisahkan dengan obat-obatan untuk pemakaian luar.
e.          Menyimpan bukti-bukti pembukuan dengan baik.
f.          Memeriksa dan menjaga dari kesukaran dan kehilangan barang
g.         Menjaga kebersihan dan kerapihan ruang kerja dan penyimpanan.
4.      Melakukan peracikkan obat jika di obat tersebut ada racikannya
a.          Siswa mengambil perbekalan Farmasi yang akan dicampur sesuai dengan dosis yang ada pada resep.
b.         Siswa menghaluskan perbekalan Farmasi tersebut dengan alat mortir dan stemper.
c.          Untuk puyer campuran, digerus dengan sacharum lactis/lactose.
d.         Setelah halus dan homogen, puyer dibagi lagi pada kertas perkamen atau kertas yang tersedia sesuai dengan jumlah yang dikehendaki.
e.          Masing-masing bagian dibagi lagi pada kertas yang tersedia, sesuai dengan jumlah yang dikehendaki.
f.          Setelah dibagi lagi menjadi bagian yang sama masing-masing  dibungkus atau dikapsul sesuai dengan yang dikehendaki.
g.         Lalu masukan ke dalam wadah yang telah diberi etiket.
h.         Diserahkan kepada pasien oleh petugas dengan prosedur pelayanan perbekalan Farmasi.

B.        Pembahasan
Selama kegiatan PRAKERIN di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Jakarta Barat, Kami mendapat banyak pengalaman dan pembelajaran dalam dunia kerja nyata. Kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap kegiatan PRAKERIN ini, dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyesuaikan diri pada suasana lingkungan kerja yang sebenarnya.
Kegiatan yang kami lakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Jakarta Barat selama 3 minggu yang dilakukan di unit apotek, depo dan gudang farmasi RSUD Cengkareng antara lain :
1.         Perencanaan
Perencanaan sediaan farmasi di RSUD Cengkareng dilakukan setiap hari, dengan membuat permintaan obat atau alkes yang sudah kosong, ke gudang farmasi melalui bentuk amprahan. Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat dan alat kesehatan. Dalam perencanaan pengadaan perbekalan farmasi harus didasari dari pola konsumsi dan pola penyakit.

2.         Pengadaan
Pengadaan sediaan farmasi di RSUD Cengkareng dilakukan setiap hari dengan cara mencatat semua sediaan farmasi yang habis atau menipis. Tujuannya untuk menghindari terjadinya kekurangan pada saat sediaan farmasi itu diperlukan. Pengadaan dilakukan dengan menghubungi supplier (penyedia) melalui telepon ataupun pemesanan perbekalan farmasi melalui fax dan pengadaan diajukan kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) dengan menggunakan surat pemesanan (SP).

3.         Produksi
RSUD Cengkareng tidak memproduksi obat apapun, hanya merubah bentuk sediaan dari serbuk diubah menjadi kapsul. Karena, kapsul dapat larut didalam lambung sehingga absorpsi di lambung berjalan dengan cepat dan terhindar dari asam lambung. Contohnya; CaCo3 dan KCL dengan bobot 500 mg.

4.         Penerimaan
Pada saat penerimaan sedian farmasi dari gudang farmasi, hal – hal yang harus dilakukan pihak apotek RSUD Cengkareng adalah mengecek daftar nama sediaan farmasi yang tertera pada lembar penerimaan barang dan disesuaikan dengan fisik barang dicatat kartu stok sebagai barang yang masuk. Tujuan penerimaan adalah untuk meyesuaikan perbekalan farmasi yang diterima sesuai dengan data perencanaan, untuk menjamin spesifikasi mutu, jumlah pemesanan.

5.         Penyimpanan
Penyimpanan obat di RSUD Cengkareng berdasarkan bentuk dan jenis sediaan, suhu, dan alfabetis. Pada prinsipnya obat harus dalam keadaan aman terhindar dari kerusakan akibat penyimpanan yang tidak tepat.
Penyimpanan obat – obatan di RSUD Cengkareng berdasarkan FIFO artinya barang yang pertama diterima harus pertama digunakan berdasarkan sistem FEFO yaitu barang yang mempunyai kadarluasa lebih dulu harus dahulu keluar.


6.         Distribusi Obat
Kegiatan penyaluran perbekalan farmasi dari gudang disalurkan menuju depo, apotek maupun instalasi kesehatan lainnya yang membutuhkan perbekalan farmasi seperti ruang operasi, ruang pencampuran obat kemoterapi.
Distrubusi perbekalan farmasi dari gudang menuju instalasi farmasi ataupun Instalasi Kesehatan lainnya melewati tahap, yaitu : Instalasi farmasi atau instalasi kesehatan lainnya menulis daftar perbekalan farmasi yang dibutuhkan dalam form distribusi obat dan alat kesehatan. Form diterima oleh petugas gudang farmasi. Petugas gudang farmasi menyiapkan permintaan sesuai dengan form distribusi obat dan alat kesehatan.
Dilakukan pengecekan kembali oleh petugas gudang farmasi. Data permintaan dan data pemberian dimasukkan datanya melaui komputer dalam sistem teknologi rumah sakit. Data yang telah dimasukkan selanjutnya dicetak dua rangkap untuk diberikan kepada instalasi yang meminta dan disimpan sebagai arsip digudang farmasi, hasil cetakan harus ditandatangani oleh petugas gudang farmasi dan unit yang meminta.
Form distribusi obat dan alkes yang telah diisi dengan data permintaan dan data pemberian diserahkan ke instalasi yang memesan perbekalan farmasi.

7.         Pelayanan Resep di RSUD Cengkareng
Pelayanan resep di RSUD Cengkareng berada di empat tempat yaitu:
a.       Apotek 1 (lantai satu) melayani resep tunai, BPJS/perusahaan asuransi.
b.      Apotek 2 (lantai dua) melayani resep tunai/asuransi BPJS/perusahaan.
c.       Depo 1 (lantai enam) melayani pasien rawat inap.
d.      Depo 2 (lantai lima), melayani resep rawat inap.



1)      Alur Pelayanan Resep di Apotek RSUD Cengkareng (Rawat Jalan)
a)      Pasien datang membawa resep ke Apotek, diserahkan kepada Asisten Apoteker.
b)      Asisten Apoteker tersebut menganalisa resep, untuk memastikan resep tersebut dapat dilayani.
c)      Bila resep tidak dapat dilayani, Asisten Apoteker akan mencari alternatif lain, yakni dengan menelpon dokter bila reep tersebut terdapat dosis yang berlebih atau menanyakan tulisan yang sulit dibaca, dan membuatkan copy resep bila persediaan obat yang diminta tidak ada/tidak ditebus.
d)     Bila resep dapat dilayani, resep diberi harga, disiapkan obatnya, diberi etiket dan bila sudah selesai diperiksa kembali untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat.
e)      Lalu obat tersebut diserahkan kepada pasien disertai informasi tentang cara pemakaian obat.
f)       Kemudian resep tersebut disimpan sekurang-kurangnya selama 3 tahun.

2)      Alur Pelayanan Resep di Depo RSUD Cengkareng (Rawat Inap)
·         Untuk Pasien Baru :
a)        Dokter menuliskan resep untuk pemakaian 3 hari.
b)        Resep tersebut diserahkan kepada perawat.
c)        Perawat mengantarkan resep ke depo rawat inap, kemudian Asisten Apoteker akan melakukan pengecekan untuk memastikan resep tersebut sesuai standar.
d)       Bila resep tersebut tidak sesuai standar, Asisten Apoteker akan melakukan konfirmasi kepada dokter yang menyuliskan resep untuk mengajukan penggantian dengan obat yang sesuai standar.
e)        Bila resep tersebut tidak sesuai standar obat yang tercantum dalam resep dan jaminan resep disiapkan dalam bentuk One Day Dose (pemakaian 1 hari) dan diberikan selama 3 hari berturut-turut. Obat tersebut diberi etiket dan diperiksa kembali untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penulisan pemakaian obat.
f)         Kemudian Asisten Apoteker rawat inap melakukan serah terima obat (operan) kepada perawat ruangan.
g)        Setelah dilakukan serah terima obat selanjutnya dilakukan penginputan pemakaian obat yang telah diberikan oleh Asisten Apoteker penginput.

2)        Pengerjaan Dispensing Harian
a)         Asisten Apoteker rawat inap datang ke  ruang rawat untuk mencatan pemakaian obat di formulir pemakaian obat atau alkes rawat inap yang ada di perawat.
b)        Bila  ada terapi baru, dokter akan menuliskan resep baru kemudian diberikan kepada perawat dan diserahkan kepada depo.
c)         Asisten Apoteker rawat inap kembali ke depo untuk menyiapkan obat yang sudah dicatat di formulir pemakaian obat rawat inap.
d)        Obat untuk pasien rawat inap yang telah disiapkan diberi etiket dan diperiksa kembali untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penulisan obat.
e)         Kemudian Asisten Apoteker rawat inap melakukan serah terima obat untuk psien rawat inap kepada perawat ruangan.
f)         Setelah dilakukan serah terima selanjutnya dilakukan pengimputan pemakaian obat pasien yang tertera pada formulir pemakaian obat atau alkes rawat inap yang sudah diserahkan kepada perawat oleh Asisten Apoteker yang mendatangi ruangan.
g)        Untuk pengimputan resep baru akan diinput oleh Asisten Apoteker penginput.

3)        Untuk Pasien Yang Akan Pulang
a.         Dokter datang keruangan untuk memastikan pasien sudah siap untuk pulang dan menyiapkan resep untuk pasien yang akan pulang.
b.         Kemudian perawat menginformasikan kepada depo rawat inap mengenai pasien yang akan pulang.
c.         Pihak depo rawat inap akan menghubungi penata rekening untuk mengkonfirmasi pasien yang akan pulang dan menginformasikan ada atau tidaknya resep baru, retur obat serta memberikan lampiran berisi bukti pemakaian obat dan alkes selama dirawat inap.
d.        Perawat akan mengantarkan resep pulang, formulir pemakaian obat dan alkes dilemari emergency dan retur obat ke depo rawat inap.
e.         Asisten Apoteker rawat inap melakukan pengecekan untuk memastikan resep tersebut sesuai standar.
f.          Bila resep sesuai standar Asisten Apoteker akan menyiapkan obat.
g.         Obat yang telah disiapkan akan diberi etiket dan diperiksa kembali untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penulisan pemakaian obat.
h.         Kemudian asisten apoteker rawat inap melakukan serah terima obat kepada perawat ruangan.
i.           Setelah dilakukan serah terima obat, selanjutnya dilakukan pengimputan resep pasien pulang terlebih dahulu kemudian mengimput pemakaian obat dan alkes dilemari emergency.
j.           Asisten Apoteker pengimput akan melakukan pengecekan kembali terhadap pemakaian atau retur obat dan alkes yang diimput dikomputer dalam suatu sistem.
k.         Setelah pengecekan selesai dan tidak ditemukan adanya kesalahan, Asisten Apoteker pengimput akan menutup rekening penagihan farmasi.
l.           Jika pasien tersebut merupakan JPK Dinas dan JAMSOSTEK, penata rekening akan melakukan pengecekkan kepada petugas depo mengenai obat yang dijamin dan yang tidak di jamin.

8.         Alur Pengisian Lemari Emergency dan Trolley Emergency di RSUD Cengkareng
a.          Asisten Apoteker rawat inap akan mengecek stok obat dan alkes di lemari dan trolley emergency, kemudian mencatatnya di formulir pemakaian obat rawat inap.
b.         Asisten Apoteker rawat inap kembali ke trolley untuk menyiapkan stok pemakaian obat yang sudah dicatat di formulir pemakaian obat rawat inap, kemudian diberi etiket dan diperiksa kembali untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemberian obat.
c.          Kemudian Asisten Apoteker rawat inap melakukan serah terima pemakaian obat dilemari dan trolley emergency kepada perawat ruangan.
d.         Kemudian Asisten Apoteker penginput, akan melakukan penginputan penggunaan lemari dan trolley emergency.



9.         Alur Sediaan Farmasi RSUD Cengkareng
a.         Penanggung  jawab pembelian dan logistik melakukan pengecekan kebutuhan barang yang diperlukan untuk waktu 1 minggu. Berdasarkan penggunaan barang di unit pelayanan farmasi.
b.        Bagian administrasi pembelian farmasi akan membuat surat pesanan, sementara ke distributor terkait sesuai dengan kebutuhan barang.
c.         Surat pesanan sementara akan dikirim kepada distributor melalui fax atau diambil oleh salesman.
d.        Bila barang yang dipesan sudah datang, barang diterima oleh petugas gudang farmasi dan dilakukan pengecekan kesesuaian antara faktur dengan barang yang datang.
e.         Faktur yang seuai ditanda tangani oleh petugas farmasi, barang yang telah diterima disimpan sesuai tempatnya dan dicatat di kartu stok sebagai barang yang masuk.
f.         Faktur akan diinput di komputer ke dalam suatu sistem, setelah dilakukan penginputan faktur di kelompokan sesuai nama perusahaan dan diurutkan berdasarkan tanggal dan bulan.

10.     Alur Distribusi Rutin Gudang Farmasi RSUD Cengkareng ke Unit
Farmasi (Depo dan Apotik)
a.          Unit Depo dan apotik mengirimkan formulir permintaan barang farmasi ke gudang setiap hari.
b.         Formulir permintaan barang farmasi diterima oleh petugas gudang farmasi dan disiapkan sesuai dengan permintaan yang tertera dalam formulir permintaan barang farmasi.
c.          Barang yang diberi kemudian dicatat di kartu stok.
d.    Petugas gudang farmasi kemudian akan menginput barang sesuai dengan jumlah yang diberikan, di cetak rangkap 2 untuk diberikan kepada unit depo maupun unit apotik dan simpan sebagai arsip.


Pertanyaan

Selama pelaksanaan Praktek Kerja Industri di RSUD Cengkareng, berbagai pertanyaan pernah ditanyakan oleh para pembimbing di Apotek, Depo, maupun Gudang Farmasi, diantaranya :

1.        Pengertian apotek ?
Jawab : Apotek adalah tempat pelayanan farmasi untuk pasien rawat jalan.

2.        Pengertian depo ?
Jawab : Depo adalah tempat pelayanan farmasi untuk pasien rawat inap.

3.        Alur Pelayanan Resep di Apotek ?
Jawab :
Alur Pelayanan Resep di Apotek RSUD Cengkareng (Rawat Jalan)
1.         Pasien datang membawa resep ke Apotek, diserahkan kepada Asisten Apoteker.
2.         Asisten Apoteker tersebut menganalisa resep, untuk memastikan resep tersebut dapat dilayani.
3.         Bila resep tidak dapat dilayani, Asisten Apoteker akan mencari   alternatif  lain, yakni dengan menelpon dokter bila reep tersebut   terdapat dosis yang berlebih atau menanyakan tulisan yang sulit dibaca, dan membuatkan copy resep bila persediaan obat yang diminta.
4.         Bila resep dapat dilayani, resep diberi harga (untuk pasien umum), disiapkan obatnya, diberi etiket dan bila sudah selesai diperiksa kembali untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat.
5.         Lalu obat tersebut diseerahkan kepada pasien disertai informasi tentang cara pemakaian obat.
6.         Kemudian resep tersebut disimpan sekurang-kurangnya selama 3 tahun.

4.        Pengertian DO ?
Jawab : DO adalah daftar obat.

5.        Pengertian operan ?
Jawab : Serah terima obat Asisten Apoteker kepada Perawat ruangan.

6.        Contoh obat antibiotik di RSUD Cengkareng ?
Jawab : Amoxicillin, Cefat, Cefadroxil, Cefixime, Co-Amoxyclav

7.        Mengapa obat antibiotik harus dihabiskan ?
Jawab : Karena dikhawatirkan terjadinya resistensi bakteri (kekebalan
 bakteri) terhadap obat yang masuk kedalam tubuh dan diharuskan
adanya penambahan dosis obat yang harus diminum oleh pasien.

8.        Mengapa obat antasida diminum  pada saat sebelum makan ?
Jawab : Sebab obat maag itu sifatnya basa, sehingga dia menetralkan terlebih
   dahulu kondisi lambung itu agar saat makan tidak terasa sakit. Karna
   itu obat lambung sangat di anjurkan di minum sebelum makan.

9.        Sebutkan macam-macam golongan obat ?
Jawab :
·           Obat bebas, adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter, tidak termasuk dalam golongan narkotika, psikotropika, obat keras, obat bebas terbatas dan sudah terdaftar di Depkes R.I.
·           Obat bebas terbatas, adalah obat keras yang dapat disarahkan kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila penyerahannya memenuhi persyaratan.
·           Obat keras, adalah obat yang hanya dapat diserahkan dengan resep dokter.
·           Obat psikotropika, adalah zat atau obat baik sintetis maupun alamiah bukan narkotika yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
·           Obat narkotika, adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan.

10.    Contoh obat suppositoria?
Jawab : Dulcolax, tramal, proris



C.               Analisa Resep



 






  















1.      Diagnosa sementara resep pasien  : Ada kemungkinan pasien tersebut mengalami demam yang menyerang saluran pernapasan dan tenggorokan, yang mulainya dari sakit batuk di sertai dengan flu karna alergi sehingga diberikan obat antibiotik dan analgesik.
2.      kelengkapan resep  :
3.      Usul  :
·         Alamat  Pasien
·         Ambil Tablet
4.      Tabel analisa resep  :
No.
Nama
Obat
Gol
Komposisi/
Generik
Nama Dagang
Indikasi
Mekansisme
Kerja
Efek
Samping
Bentuk Sediaan di Pasaran dan Dosis
1.
Cefixime
K
Cefixime
100 mg
·   Cefilia
·   Cefixime
·   Hexpharm
ISK tanpa komplikasi, otitis media, faringitis bronktis akut
Menghambat sintesis dinding sel.
Syok, gangguan fungsi ginjal saluran cerna, dan pernapasan
·    100 mg/caps
·    200 mg/caps
·    100 mg/5 ml dry syrup
2.
Ambroxol
K
Ambroksol 30 mg
·   Ambril
·   Mucera
·   Mucopect
Gangguan saluran nafas akut
Ambroksol meningkat-kan pembersihan sekresi yang tertahan pada saluran pernafasan dan menghilang-kan mucus statis, memudah-kan mengencer-kan dahak.
Reaksi alergi, dan gangguan saluran pencernaan
·   30 mg/tab
·   15 mg/5ml Syrup untuk anak
·   300 mg/5ml eliksir

3.
Tremenza
T
Pseudoefe-drin HCL 60 mg, Triprolidin HCL 2,5 mg

Trifedrin
Meringan-kan gejala flu karena alergi pada saluran nafas atas yang memerlu-kan  dekonges-tan dan antihista-min
Kombinasi antara pseudoephe-drine suatu dekongestan nasal dan triprolidine suatu anti histamine. Juga untuk mengurangi pembengkak-kan karena inflamasi pada membrane mukosa.
Mulut, hidung, tenggorokan kering. sedasi, pusing, gangguan koordinasi, tremor, insomnia, halusinasi, tinitus.
·   Tablet
·   Syrup
4.
Paracetamol syrup
B
Paracetamol 120 mg/5ml
·   Pamol
·   Sanmol
Meredakan rasa nyeri dan sakit gigi, saki kepala, nyeri haid dan menurun-kan demam
Mengurangi bentuk teroksidasi enzim siklooksigenase (COX), sehingga menghambat-nya untuk membentuk senyawa penyebab inflamasi.
Dosis tinggi dapat mengakibat-kan gangguan fungsi hati
·   100 mg/ml drops
·   120 mg/5 ml syrup
·   500 mg/tab

5.      hal-hal yang berhubungan dengan resep :
a.       Perhitungan resep (jika resep racikan) :
1)      Cefixime                              :  60 mg x 10 (numero) = 600 mg
Sediaan cefixime tiap 1 kapsul mengandung 100 mg dan 200 mg dan yang diambil sediaan cefixime 100 mg. Sehingga,
600 mg/100 mg = 6 kapsul
2)      Ambroxol                 : 1/2 tab x 15 (numero)  = 7,5 tablet. → 7 tab
0,5 tab
·      Pengenceran Ambroxol + SL ad 500 mg
Hp      0,5 tab/1 x  500 mg =  250 mg
Sp      =  500 mg  -  250 mg   =  250 mg
Sediaan ambroxol mengandung 30 mg.
3)      Tremeza                    :  1/4 tab x 15 (numero)  =  3,75 tablet → 3 tab
0,75 tab
·      Pengenceran Tremenza + SL ad 500 mg
Hp      0,75 tab/1 x 500 mg =  375 mg
Sp      =  500 mg  -  375 mg   =  125 mg
Racikan diminta untuk dibuat 15 bungkus.
4)      Paracetamol sirup     :  1 botol (60 ml)

b.      perhitungan dosis
1)      Cefixime                                    :  6 kapsul
Tetapi jika stok cefixime 100 mg sedang mengalami kekosongan atau kekurangan, bisa diganti dengan cefixime 200 mg.
Perhitungannya :  100 mg/200 mg  =  0,5 kapsul
    6 x 0,5   =  3 kapsul

c.       Informasi yang diberikan
1)      untuk obat cefixime diminum 2 x sehari 1 bungkus sesudah makan, penggunaan sebagai antibiotik, dan harus dihabiskan walaupun sudah merasa sehat.
2)      untuk obat ambroxol sebagai obat batuk, tremenza sebagai obat flu. Karena obat racikan maka ambroxol dan tremenza digabung dan diracik menjadi sediaan serbuk/puyer, diminum 3 x sehari sesudah makan.
3)      untuk obat paracetamol diminum 3 x sehari 2 sendok obat sesudah makan, digunakan untuk obat demam.







BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di RSUD Cengkareng, maka kami dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.         Pengelolaan perbekalan farmasi di lapangan kerja yang bergerak dibidang kefarmnasian seperti apotek, meliputi : Perencanaan atau pengadaan, pemesanan penerimaan dan penyimpanan barang.
2.         Tenaga Asisten Apoteker sangat diperlukan dalam pelayanan kesehatan khususnya di bidang farmasi.
3.         Prakerin di apotek menambah wawasan dan pengetahuan di bidang kefarmasian bagi siswa atau siswi.
4.         Prakerin ini memberikan pengalaman bagi para siswa atau siswi dalam menerapkan pelajaran yang di dapat dari sekolah ke tempat lapangan kerja.

B.       Saran
1.         Saran untuk pihak sekolah :
·           Antar pembimbing sekolah dengan siswa diharapkan terjalin kerjasama dan komunikasi yang lebih baik.
·           Pembelajaran dalam teori dan praktek dalam bidang farmasi lebih ditingkatkan kembali, agar siswa atau siswi paham mengenai pengelolaan apotek.
2.         Saran untuk pihak RSUD Cengkareng :
·           Para siswa atau siswa lebih diterapkan sistem pembelajaran dalam ruang lingkup lapangan kerja.
·           Memberi pengarahan yang lebih baik kepada anak PRAKERIN dengan lebih ramah dan tidak membedakan dengan apapun, memberi tahu letak kesalahan pada saat PRAKERIN, saling menghormati dan menghargai.








Lampiran 1. Copy Resep






Lampiran 2. Kartu Stok Barang




Lampiran 3. Kwitansi Apotek

 

Lampiran 4. Surat Pesanan

Lampiran 5. Surat Pesanan Narkotika


Lampiran 6. Surat Pesanan Psikotropika


Lampiran 7. Etiket

·        Etiket Putih :










·        Etiket Biru :





Lampiran 8. Struktur Organisasi Kerja, Instalasi Farmasi

Struktur Organisasi Kerja
Instalasi Farmasi
Ka. Instalasi
Farmasi
Panitia
Mutu
PJ Farmasi
Rawat Jalan
AA Senior
Rawat Jalan
AA Junior
Rawat
PJ Farmasi
Rawat Inap &
Khusus
AA Senior
Rawat Inap &
Khusus
PJ Junior
Rawat Inap &
Khusus
Pekarya
Farmasi
PJ Pembelian
dan Logistik
Farmasi
AA Senior
Pembelian
AA Junior
Logistik
PJ Farmasi
Klinis
Apoteker
Senior
Apoteker
Junior

 

Lampiran 9. Alur Pembelian Barang < 50 Juta
Fax
Defecta
SP
(Surat Pesanan)

Konfirmasi
Orderan
Tidak Ada
Info Ketersediaan Barang
Alihkan Ke
Supplier Lain

Selesai

Supplier di Lock (tidak bisa order)
Ada
Oke
Mencatat Faktur (masalah)
Konfirmasi Atasan

 

Lampiran 10. Pembungkus Puyer

 

Lampiran 11. Formulir Permintaan Barang

Lampiran 12. Form Permintaan Barang Farmasi Apotek



Lampiran 13. Formulir Pemakaian Obat/Alkes

Lampiran 14. Form Retur Obat/Alkes



Lampiran 15. Pemakaian Obat dan Alkes

 

Lampiran 16. Klip Plastik Warna Merah, Hijau, dan Kuning Untuk Pasien Rawat Inap (One day Dose)

·        Klip Plastik Merah        :  digunakan untuk jam 08.00



·        Klip Plastik Hijau : digunakan untuk jam 16.00








·        Klip Plastik Kuning : digunakan untuk jam 20.00







Lampiran 17. Klip Plastik Putih





Lampiran 18. Alur Pendistribusian Obat di Rumah Sakit

Distributor
Gudang Farmasi
Depo
Apotek
Pasien Rawat Jalan
Perawat
Pasien Rawat inap
   


(sory yang buat lampirannya gue males ngeupload fotonya di tiap lampirannya soalnya banyak kalo yang RSUD Cengkareng, tapi bagi yang liat ini mau minta lampirannya bisa comment ke gue, gue bakalan ngirimin data lampirannya lewat email ya!!!! tenang aja gue kaga bakalan pelit ilmu kok :-D)

#sory kalau ada salah kata atau typo sedikit sama di copy ke blognya kurang rapih atau gimana mohon di maklumi saja yaak dari blognya memang begitu kok kurang rapih aslinya mah rapih banget tau-___-"